Setiap Anak adalah Juara

...Guru seperti teko yang penuh air, yang menyirami tanaman, bukan menyirami sebuah cangkir....

Hujan dalam Ingatan

...Seperti pertanyaan yang aku titipkan pada hujan sore itu. Apakah kau merindukanku?....

Tiga Bungkus Nasi Kucing untuk Berbuka

...Kebahagiaan berada di dalam hati orang yang mengingatNya....

Kisah Kertas Kebahagiaan

...Let me find the way, close our eyes, listen closely, and attend with our heart....

Siapa yang Berdiri di Depan Pintu?

...dan kau tahu makna cinta, masuklah....

Gusti Allah Ora Sare

...Hidup adalah kesempatan yang diberikan oleh Tuhan....

Tuesday, September 30, 2014

Kita dan Putih Hitam




We`ve all got both light and dark inside of us. What matter is the part we choose to act on. That`s who we really are. 

-Sirius Balck- 

Semarang, 30 September 2014

Sunday, September 28, 2014

Rawat Hati dan Benak serta Dirimu

“...Ingatan terhadap hal yang baik, hanya akan membangkitkan kerinduan. Ingatan terhadap hal-hal yang buruk cuma bakal memicu kesakithatian atau malah kebencian. Kembalilah ke titik sebagaimana dulu engkau belum mengenalnya. Rawat hati dan benak serta dirimu. Biarkan kehidupanmu kembali menuntunmu ke bertemu dengan entah siapa yang, siapa tahu..., ternyata memang adalah pasangan sebenarnya bagimu...,” Timur Sinar Suprabana

Friday, September 26, 2014

Apa yang Kau Temukan dalam Perjalanan?


…Betapa daun-daun itu tak berhenti menciumi bumi. Aku berlari menembus tirai hujan. Kakiku telanjang. Merasakan bebatuan padat dan tanah basah di bawah kakiku. Begitulah, apa yang aku temukan dalam perjalanan? Bahwa ketentraman jiwa bermula dari kesyukuran….

Thursday, September 25, 2014

Petani dan Dongeng Kesejahteraan

kfk.kompas.com

Orang bilang tanah kita tanah murka,

tongkat kayu dan batu jadi tawuran.... (Koes Minus)
 Hamparan padi di sawah tampak rata menghijau seperti rumput lapangan sepak bola di stadion. “Tanaman padi saya di sebelah sana,” ungkap Budi Supriyono sambil menunjuk satu petak yang berada di tengah hamparan sawah. Budi adalah Ketua Kelompok Tani “Werdidadi desa Prebun, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas yang mencoba pertanian organik.

Selain petani, dia juga membuka jasa penggilingan tepung beras. Senyumnya mengembang ketika kami mendatangi tempat ia melakukan pekerjaannya itu yang lokasinya bersebelahan dengan sekeretariat kelompok tani desa setempat. 

Tak hanya Budi, 70 persen masyarakat Indonesia juga  hidup dari hasil pertanian. Indonesia yang dulu merupakan negara pengekspor beras, kini malah sebaliknya mengimpor beras. Seperti yang diberitakan harian Kompas (21/2), 15.000 ton beras impor membanjiri Bandar Lampung. Beras itu berasal dari India yang dulu merupakan negara Asia yang sama seperti Indonesia sebagai negara berkembang.


Saat kunjungan di Kabupaten Sragen dalam rangka panen raya, SBY menginginkan peningkatan produksi bahan pangan menjadi prioritas bangsa. Untuk mencapainya, pemerintah menekankan pentingnnya kolaborasi semua pihak, baik pemerintah, swasta, peneliti, petani maupun pelaku industri bahan pangan dalam memperkuat ketahanan pangan nasional (Kompas 18/3).

Tekad pemerintah menaikkan produksi beras boleh diapresiasi. Dilihat dari kebijakan benih padi, penggunaan benih padi yang meluas saat ini merupakan kebijakan dari orde lama. Kala itu, presiden Soeharto membuat kebijakan yang terkenal dengan sebutan “Revolusi Hijau”. Ini merupakan salah satu kebijakan yang diharapkan dapat mendongkrak produksi padi pada masa itu.

Menurut hasil survei Struktur Ongkos Usaha Tani Tanaman Pangan (BPS 2011),  sejumlah 87,57 persen usaha tani padi sawah menggunakan benih hibrida, sedangkan penggunaan benih lokal hanya 12,43 persen.

tribunjateng.com

Varietas generik yang diterapkan merupakan hasil penelitian dari IRRI Filiphina yang kemudian disebarluaskan di Indonesia untuk ditanam secara massal. Varietas baru ini adalah IR 8, IR 5, C4, IR 20 dan IR 22. Hasilnya mencengangkan memang, produksi padi bisa menghasilkan 6-10 ton per hektar daripada varietas lama yang hanya 2-3 ton per hektar (1970-1984). Dengan hasil tersebut, selama 14 tahun produksi padi bisa dipompa dari 1.8 ton per hektar  menjadi  3.03 per hektar.  Padahal, Jepang saja untuk meningkatkan produksi padi dari 2 ton menjadi 3.01 ton per hektar memerlukan waktu 68 tahun. (Ironi Negeri Beras 2008: 10)

Produksi memang berhasil digenjot pada masa itu, namun biaya produksi yang diperlukan ternyata mahal. Kalau dulu perhitungan produksi pertanian dilakukan lewat tawar menawar dengan alam, kini semua bergantung pada industry. Ketergantungan kepada perusahaan pembuat pupuk dan penyedia bibit menjadikan ongkos bertani kian mahal. Setiap tahun, petani harus membelanjakan uangnya dalam jumlah besar untuk pembelian bibit unggul, pestisida, fungisida, pupuk buatan yang sebagian besar disuplai oleh negara-negara asing. 

Selain itu, tanah juga harus disewa, tenaga kerja buruh harus dibayar, dan di sejumlah daerah untuk pengairan sawah petani masih harus mengeluarkan biaya. Demi mendapatkan aliran air bagi sawah tadah hujannya, Parmin petani di Gondangrejo, Karanganyar, Jawa Tengah, mengeluarkan biaya 4 juta untuk membuat sumur pantek (Kompas 3/7).

Tidak hanya itu, akibat asupan kimiawi yang terlalu banyak menyebabkan kualitas tanah menurun. Penggunaan pupuk kimiawi terlalu banyak menyebabkan tanaman padi tidak responsif terhadap pemupukan. Jadi, seberapapun pupuk ditambah, produktivitas padi tidak sebanding dengan penambahan pupuk. Varietas yang dianggap unggul menyedot dan menyebabkan bahan organik dalam tanah juga menurun. Varietas ini rakus akan hara sehingga 80 persen dari 7 juta hektar lahan sawah di Indonesia bahan organiknya hanya 1 persen. Akibat peggunaan pupuk kimiawi keanekaragaman hayati menurun, predator hama teman petani mati dan sebaliknya hama wereng tak terkendali dan bahkan bermutasi. (Ironi Negeri Beras, 2008: 15) 

Seperti yang dikatakan Ratih Damayanti, pegawai Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Desa Prebun, Kecamatan Sumpiuh, Banyumas, bahwa pupuk kimia atau anorganik memang hasilnya instan, tetapi lama kelamaan dapat merusak lingkungan terutama tanah. bahan kimianya juga berbahaya bagi manusia. Dari segi harga, relatif mahal dan petani juga tidak bisa memproduksi sendiri. Pupuk kimia juga bersifat seperti candu jadi semakin lama digunakan di lahan, maka kebutuhan pupuk kimia tersebut semakin banyak,” ungkap wanita alumnus Program Studi Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian Jurusan Budidaya Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) melalui surat elektronik karena sedang berlibur di tempat saudaranya di Jakarta saat dihubungi.

Wanita tomboi ini sudah menjadi PPL sejak tahun 2009. Dan selama dua tahun lebih itu pula, ia mengaku lewat surat elektronik bahwa untuk menerima dan mengaplikasikan pupuk organik pada tanaman padi, masyarakat memang gampang-gampang susah.
Merubah sistem pertanian yang sudah ada menjadi pertanian organik membutuhkan waktu yang tidak singkat, karena kondisi lahan pertanian sekarang sudah cukup rusak sehingga butuh waktu lama untuk merubahnya (rekondisi) menjadi lebih baik. Pemikiran petani yang sudah terbiasa dimanja oleh subsidi pupuk kimia serta sifat pupuk kimia yang instan membuat petani sulit lepas dari ketergantungan pupuk kimia. 

Ramah Lingkungan - Ramah Kantong Petani

Budi mengaku, selain menggunakan pupuk organik yang ada di pasaran, ia juga membuat pupuk organik sendiri yang terbuat dari ikan dan gula merah yang ia beri air dan difermentasikan. “Saya membuat pupuk cair untuk mengilangkan hama, lebih murah dan gampang membuatnya,” jelas dia.Semua permasalahan yang ada pada jaman presiden Soeharto masih bergaung sampai sekarang. Seharusnya kebijakan pemerintah untuk meningkatkan produksi pertanian tidak dengan cara menaikkan subsidi pupuk, bibit atau pestisida lain. Tetapi, bagaimana keseriusan pemerintah mengkaji masalah pertanian dan memberikan solusi jangka panjang. Pertanian organik bisa menjadi solusi untuk masalah ini, penerapannya bukan hanya rencana-rencana dan mengotak-atik data di atas kertas saja.

Terobosan baru perlu berani dilaksanakan. Melalui pertanian organik petani tidak perlu bergantung pada pupuk kimiawi yang mahal dan malah bisa merusak tanah. Bagaimana mau sejahtera? Menurut BPS (Januari 2012), buruh tani yang bekerja harian bergaji 39.727 rupiah, namun riilnya hanya 28.582 rupiah.

Menurut Ratih, meskipun padi organik masa panen lebih lama, namun biaya produksi lebih murah dan harga jual lebih mahal daripada beras anorganik. Sementara, Budi mengungkapkan bahwa sejak tahun 2008 ia mencoba menanam padi organik di sawahnya. Ia mengaku, sawah yang dicobanya untuk menanam padi organik memang tidak luas, dari 300 petak sawah, hanya 42 petak saja yang ditanami padi secara organik. Menanam padi organik memang menarik bagi Budi, sebab lebih menguntungkan daripada menanam padi anorganik.

Masih kata Budi, “Jika diakumulasikan, biaya produksi pertanian organik lebih rendah dari biaya produksi pertanian anorganik. Misalnya saja, dengan luas lahan yang sama. Pertanian organik memerlukan biaya pupuk organik padat hanya 20 ribu rupiah per 40 kilogram sedangkan pupuk cair 100 ribu rupiah per liter. Sedangkan jika menggunakan pupuk anorganik, dia harus merogoh uang lebih banyak, KCL nonsubsidi 400 ribu rupiah per bungkus, urea 50 ribu rupiah per 95 kilogram, NPK 120 ribu rupiah per bungkus, SP36 100 ribu rupiah per bungkus. Jika dijumlah, biaya pupuk organik lebih murah dari pupuk anorganik yaitu 120 ribu rupiah banding 770 ribu rupiah. Selisih 650 ribu rupiah dari pupuk anorganik”.

“Padi organik memang warna hijaunya terlihat lebih pucat daripada padi anorganik, tetapi kalau mengenai timbangan padi organik lebih berat,” ungkap Budi lagi. Ia menambahkan, satu kuintal padi yang ditanam secara organik bisa menghasilkan 70 kilogram beras, berbeda dengan padi yang ditanam secara anorganik yang berat hasilnya kurang dari itu.

Perlu diketahui bahwa kabarnya pemerintah ke depan akan menghapuskan subsidi pupuk dan bahan pembuat pupuk kimia yang semakin menipis, jadi sangat beralasan jika sebaiknya petani mulai beralih ke model pertanian organik. Semua bergantung keberanian pemerintah untuk mewujudkan ketahanan pangan dan menyejahterakan petani atau tidak. Semoga tak lagi ada ibarat ayam yang mati di lumbung padi. Semoga....

oppo
(Selamat Hati Tani 2014, tulisan ini merupakan hasil liputan yang dimuat pada Majalah Kompas Mahasiswa Unnes www.bp2munnes.org) 

Beranda Bali

pasti, aku merindukanmu
karena hujan tak henti-henti,
daun kamboja di depan rumah terantuk pucat pasi
jalan menuju kampung ini masih setapak, seperti yang tempo hari ilalang menutup batuan di kiri kanan hingga tak nampak saat melewati

pasti, aku merindukanmu di beranda bali, di perbukitan sunyi ini rumah yang seperti lukisan warna-warninya, dibantu cahaya pagi jika senja menderai, lampu oncor menggeser bayangan tak terurai

bisakah kuhapus jejak yang dulu karena usia mematah waktu
mungkin engkau tiada,
di saat aku mengelana

(Handry TM, Februari 2014)

Saturday, September 20, 2014

Cara (Gagal) Move On dari Mantan

https://glitzmedia.co/

 Konbanwa minasan! Selamat malam semua....  Ehem, sudah berapa cara nih yang dilakukan untuk bisa move on dari si dia? Minasan boleh saja gagal namun kegagalan tidak membuatmu jadi menyerah dengan keadaan kan? Berikut ini ane bagi cara (gagal) move on dari mantan.


1.       Ganti Istilah Mantan dengan Alumni

 Saya kutip dari www.kaskus.com, agar minasan cepat move on, ganti istilah Mantan menjadi Alumni. Ini merupakan Permainan Psikologis kata. Kata alumni terkesan lebih halus untuk menghilangkan phobia pada mantan. Kalau mantan barangkali masih da kesempatan untuk balikan, tapi kalau alumni berarti jika udah lulus jadi mantan yang udah berlalu.

 Tapi parahnya, perubahan sebutan ini tidak merubah keadaan bagi semua yang ingin move on dari mantan. Ternyata, penyebutan “alumni” membuat lebih banyak mengingatkan minasan padan mantan. Pasalnya, mantan minasan satu almamater sekolah atau kampus.  Jadi sama-sama alumni. Ketika menyebut kata alumni kebanyang kenangan masa-masa jajan di sekolah dan makan soto bareng, mbolos sekolah bareng, dimarahin dosen bareng, dan lain lain. Akhirnya, jika masih keinget mantan juga. Ganti kata “mantan” dengan kata  “Veteran”. Iya, veteran. Veteran pejuang hatimu. Iya, kamu. (Gubrak daah!)


2.       Menghapus Kenangan Mantan? Misalnya: bakar surat cinta udah. Nyumbangin baju couple-lan ke panti asuhan udah. Hapus foto mantan sebanyak 8 Giga udah. Trus juga udah mblokkir BBM, FB, Twitter, Line, Kakao Talk (ciri-ciri anak jaman medsos). Tapi kadang pertanyaan muncul, kenapa semakin ingin dilupakan, semakin tambah inget terus? Kalo gitu, kamu enggak perlu melupakan, tapi ingatlah mantanmu benar-benar.


Lho? Mau move on kok malah disuruh mengingat masa-masa sama dia? Iya, ingatlah karena kadang cara melupakan terbaik adalah dengan mengingatnya, minasan. Coba ingat waktu kamu makan malam bareng pas tanggal tua, makan sebungkus kucingan untuk berdua. Atau ketika kalian jalan-jalan bareng  ke tempat favorit (taman kampus lagi taman kampus lagi).  Dan ketika kalian bertengkar kamu nangis trus pura-pura pergi berharap dia ngejar kamu kayak adegan di film bollywood

Ini cara mujarab lho, tak ada yang abadi di dunia ini termasuk ingatan kok. Semakin kita mengingatnya kita akan semakin merasa itu hal biasa. Ingat dan lepaskan.  Kalau memang berjodoh Tuhan kasih jalan kok. "Jodoh pasti bertemu...." (Afgan nyanyi)


3.       Tingkatkan Ibadah Meningkatkan ibadah membuat kita bersyukur dan dekat dengan Tuhan. Misalnya saja, coba ganti daftar putar lagu galau minasan dengan muratal Alquran. Hal ini bisa menenangkan pikiran yang lagi butek. Beneran. Coba deh, daripada mikirin mantan, tiap mau tidur tambah daftar putar MP3 minasan ayat-ayat suci Alquran. Udah wudlu, bersihin kasur, posisi tidur sunah rasul (miring ke kanan), trus putar MP3-nya. Insyaallah mimpi indah deh.


Eits, tapi nyatanya cara ini gagal juga ketika dilakukan pertama kali. Karena meski udah nyetel muratal, ternyata tiba-tiba galau lagi. Iya, karena ketika daftar putar muratalnya habis, lagu “Sang Mantan” punya Nidji tiba-tiba terdengar. “Kini engkau pun pergi meningalkan aku di sini. Aaakuuulaaahh sang mantan.... Aaakuuulaaahh sang mantan....“. Mewek lagi.... (Ini terjadi ketika minasan sayang buat hapus lagu-lagu galau di playlist karena alasan lagunya enak didenger. Hei enak didenger apa enak menikmati rasa nyesek?)


4.       Cari Teman Sama-Sama Jomblo

Let it go... Let it go...,” penggalan syair lagu latar (soudtrack) Film Frozen ini enak sekali didengar. Sudahlah biarkan saja, biarkan, itulah tekad yang muncul ketika mendengar lagu tersebut. Namun, tekad hanyalah tegad. Niat move on sudah ada. Ngganti playlist lagu galau diubah jadi muratal juga udah. Nah, sekarang cari teman yang senasib sama minasan. Kenapa? Iya, tentu saja seperti salah satu latarbelakang dibentuknya negara Asean yaitu karena mereka senasib sepenanggungan. Karena merasa senasib, kalian minasan bisa akrab dan tidak merasa sendiri.

Cara ini pun bisa gagal, ketika kamu lagi asyik main ke kos teman jomblo kamu (yang pasti temen jomblo yang satu mahram) lagi asyik-asyiknya cerita ini itu, main ini itu. Eits ada bunyi lagu tanda panggilan masuk “Aaakuuah sang mantan... Aaakuulah sang mantan...” Jiaaa Nidji lagi, ternyata itu berasal dari hape temen jomblo minasan

Bukannya mengobati lara hati dan saling menasehati, malah kalian jadinya menggalau bersama bisa-bisa mewek sampai pagi. Hal ini ternjadi jika ternyata teman jomblo minasan belum bisa move on. Hati-hati carilah teman jomblo yang benar-benar move on! Kalau tidak, bisa jadi malah galau minasan kumat lagi.


5.       Menikah

Ecie... yang langsung berbinar mendengar kata menikah. Jika memang yang kamu harapkan (mantan) tidak memberikan kepastian, bolehlah menerima pinangan yang ngajak seriusan. That`s true! Get married.  Menikah akan membuat hidup kamu menjadi lebih baik. Dengan menikah, bisa fokus untuk melakukan hal-hal yang berhubungan dengan keluarga kecil minasan. 

Eits, cara ini juga bisa gagal untuk bisa move on dari mantan jika ternyata kamu menduga-duga bertemu dengan orang yang ngajak seriusan dengan datang ke acara pernikahan teman. Bukannya kamu melupakan mantan, begitu lihat pelaminan, kamu keinget janji mantan akan menikahimu tahun depan. (Jiaaaa.... sakitnya tuh di sini)

Itu tadi cara (gagal) move on dari mantan. Tapi yang jelas sebaik-baik mantan bukanlah yang mengajak balikan pacaran, tapi yang berani mengajak ke pelaminan. (eeeaaa....)

Wednesday, September 17, 2014

Kepribadian Kamu Dinilai dari Cara Makan Mendoan

http://mia-wulan.blogspot.com/

Minasan! (Hai semuanya!) Siapa yang tidak kenal mendoan? Makanan merakyat ini mudah sekali ditemukan di Indonesia. Mulai di gerobak kucingan, kaki lima pinggir jalan, warung tegal, sampai restoran. Apalagi minasan yang notabene anak kos selain langganan air galon, seringnya langganan mendoan. 

Mendoan merupakan salah satu kebutuhan mahasiswa kelaparan. Biar ngirit duit, cukup beli mendoan ditambah sambel kecap dan cling! Udah bisa buat sarapan. Selain dengan sambel kecap, mendoan juga enak dimakan dengan cabe rawit atau dalam bahasa Jawa lebih dikenal dengan "Nyigit". Fenomena bermacam cara orang makan mendoan salah satunya bisa ditemukan di tempat penjual kucingan/sego kucing. (yang suka makan di bakul kucingan pasti angguk-angguk kepala trus bergumam, "Kalo ini ane tahu banget...."

Baiklah langsung saja berikut ini karakter kamu yang mungkin bisa dinilai dari cara makan mendoan. Cekidot!

1. Konservatif
    Gigit mendoan, baru gigit cabe

2. Progesif
Gigit cabe, baru gigit mendoan

3. Spekulatif
Begitu ada cabe langsung gigit aja, berharap di situ ada mendoan

4. Imajinatif
Mendoan sama cabe aja belum digigit udah merasa kepedesan

5. Optimis
Yakin mendoan mateng, sambil nunggu ngemil cabe dulu

6. Permisif
Mendoan dan cabe dicomot orang, diem aja

7. Masokis
Gigit cabe 10 biji kagak pake mendoan

8. Obsesif-Kompulsif
Sebelum makan dihitung dulu biar yakin jumlah mendoannya sama jumlah cabenya

9. Manipulatif
Deketin tukang jual mendoan biar dapet gratisan

10. Dramatis
Abis makan mendoan pake cabe nangis histeris kepedesan, trus teriak teriak cari air galon

11. Eksibisionis
Sebelum makan kasih tahu ke orang sebelah, "Lihat ane mau makan mendoan pake cabe. Yeaaah!"

12. Kapitalis
Mendoan dimakan, cabenya ditanem supaya kalo tumbuh bisa dijual,duitnya bisa buat nyicil bayar kos-kosan

13. Kritis
Ini mahasiswa nanya, "Kenapa sih kita harus makan mendoan pake cabe bukan pake freshcare? Kan sama pedesnya.

14. Melankolis
Cabe udah digigit, eh waktu gigit mendoan kesenggol orang di sebelahnya trus mendoan jatuh.... Nangiisss

Itu tadi mungkin karakter minasan dilihat dari cara makan mendoan. Adakah lagi cara lain makan mendoan? Minasan termasuk punya karakter yang mana? 

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More