Setiap Anak adalah Juara

...Guru seperti teko yang penuh air, yang menyirami tanaman, bukan menyirami sebuah cangkir....

Hujan dalam Ingatan

...Seperti pertanyaan yang aku titipkan pada hujan sore itu. Apakah kau merindukanku?....

Tiga Bungkus Nasi Kucing untuk Berbuka

...Kebahagiaan berada di dalam hati orang yang mengingatNya....

Kisah Kertas Kebahagiaan

...Let me find the way, close our eyes, listen closely, and attend with our heart....

Siapa yang Berdiri di Depan Pintu?

...dan kau tahu makna cinta, masuklah....

Gusti Allah Ora Sare

...Hidup adalah kesempatan yang diberikan oleh Tuhan....

Thursday, January 15, 2015

Jejak Mentari: Kyoiku Mama



Di Jepang ada namanya “kyoiku mama” (ibu pendidikan) para ibu di Jepang rata-rata tidak bekerja, tapi hanya untuk mendidik dan mengurusi anak-anak mereka mulai bangun, berangkat pulang sekolah, kursus, les, sampai tidur lagi, semuanya di bawah didikan sang ibu.
Para kyoiku mama ini menanamkan kesopanan, kebersihan pada anak mereka, rata2 mereka lulusan S1/S2. Mereka sekolah tinggi bukan untuk berkarier tapi “mendidik anak” itulah karier mereka yang tertinggi.
Dan kemajuan ekonomi Jepang adalah karena ditopang oleh kyoiku mama ini makanya tidak heran kalau orang Jepang itu disiplin, etos kerja tinggi, menjaga kebersihan itu semua hasil didikan para kyoiku mama, sehingga sekolah hanya untuk menstransfer ilmu saja.

Sementara “Ryousai kenbo” adalah slogan yang kembali digalakkan pemerintah Jepang, istilah ini muncul di jaman restorasi Meiji dan banyak dianut keluarga Jepang untuk mewujudkan keluarga harmonis ideal.
Ryousai: istri yg baik
Kenbo: ibu yang bijaksana
Intinya menyerukan bahwa wanita peran terhormat sebagai istri yang baik dan bijaksana, pembagian peran alami sesuai fitrah antara perempuan dan laki laki. Peran perempuan sebagai menteri dalam negeri dan motivator domestik rumah tangganya dan peran lelaki jadi menteri luar negri keluarganya sebagai motivator logistik dan publik.
Di Jepang peran ini kembali digalakkan karena sekarang perempuan memilih melajang menjadi wanita karier sehingga presentasi pertumbuhan penduduk muda usia produktif di negara mereka menurun. Tentu saja kasus kekerasan remaja dan bunuh diri di Jepang pada usia sekolah terus bertambah karena tidak terpenuhinya kualitas hubungan ibu dan anak yang menunjang pertumbuhan emosi anak.
Jadi wajar pemerintahan Jepang sangat memberi tempat terhormat pada peranan ibu rumah tangga yang berkualitas, karena kemajuan bangsanya kelak pun tetap ditopang oleh kualitas ibu-ibu rumah tangganya sebagai pembentuk kualitas karakter anak anak mereka. Sungguh luar biasa, “ibu rumah tangga adalah profesi idaman” di Jepang. Bagaimana dengan kita? Share yukk kepada teman-teman kamu yang perempuan betapa bangga menjadi seorang perempuan, sebagai Ibu Pendidikan.

Saturday, January 10, 2015

Jejak Mentari

Satu tahun terakhir aku bertekad untuk hidup sehat. Insyaallah. Meski belum bisa lari sore atau pagi, namun sebangun tidur, aku meminum air putih satu gelas besar. Menurut tips kesehatan yang aku baca di internet (bukan buku he), meminum air putih di pagi hari selepas tidur dapat memperlancar pencernaan dan peredaran darah. Tidak hanya itu, racun-racun dalam lambung dapat terkuras. Aku percaya, dan memang mengalami perubahan ketahanan tubuh yang lebih baik. Alhamdulillah....

Memulai kebiasaan baru kadang berat, tapi memang perlu usaha karena untuk hal yang lebih baik kenapa tidak? Maksudku,kesehatan merupakan hal penting agar kita bisa menjaga orang-orang yang kita sayang, bukan? Aku mulai kurangi minum kopi, bukan karena kopi itu tidak baik. Namun, untuk diriku, jika terlalu banyak kopi membuat perut menjadi perih.

Sampai sekarang sesekali aku minum kopi, namun hanya sesekali. Kuganti dengan minum teh hijau yang aku beli langsung dari Wonosobo (salah satu derah penghasil teh terbaik di Jawa Tengah).Teh mengandung anti oksidan yang bagus juga untuk peredaran darah dan mencegah penuaan dini (Bagi sebagian besar orang Jepang dan Tiongkok minum teh sudah menjadi kebiasaan sehari-hari).

Tidak hanya itu, aku membeli kapsul habbatussauda (jintan hitam) dan juga kadang minyak zaitun. Itu aku lakukan atas mengikuti sunnah nabi, tibbunnabawi, pengobatan ala Nabi Saw. Ribuan tahun lalu, tidak hanya madu, jintan hitam dan minyak zaitun sudah menjadi obat tradisional yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit.

Kos mulai ramai. Ada serombongan ibu-ibu PKK berkumpul di rumah Budhe (tempatku tinggal di Semarang selama ini). "Budhe njaluk tulung, tempene engko digoreng yo? (Tolong nanti tempe ini digoreng ya?)" pinta Budhe padaku. Selama ini aku tidak banyak membantu Budhe, sebaliknya Budhe yang membantu banyak padaku. Salah satunya aku kenyang setiap pagi. he

Kugoreng tempe mendoan satu per satu. Rombongan ibu-ibu PKK sudah berkumpul. Aku baru sadar sejak aku selesai KKN dua tahun lalu, aku jarang sekali melihat perkumpulan ibu-ibu. Ibu yang membawa buku batik ijo itu barang kali Ibu RT atau Ibu Ketua PKK, atau juga barangkali sekretarisnya. Aku yang mengamati dari dapur tak begitu paham satu satu. Namun, yang jelas perkumpulan yang tak lebih dihadiri oleh 25 orang itu mengesankanku.

Aku sebagai perempuan barang kali belum tentu bisa seperti itu. Mereka ibu-ibu, meskipun barangkali setiap hari sibuk bekerja di dapur, atau juga wirausaha seperti Budhe masih menyempatkan waktu untuk berkumpul membahas hal-hal yang ada di sekitar mereka. 

Perkumpulan ibu-ibu semacam ini sangatlah diperlukan. Membahas mengenai permasalahan dalam lingkungan sehari-hari, berbagi ilmu antar ibu-ibu. Apalagi jika ditambah dengan pengajian tafsir Alquran.

Jika aku sudah berkeluarga nanti, aku ingin menjadi ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga yang juga berguna untuk masyarakat. Selain menulis lepas, aku membangun peradaban dari lini terkecil, keluarga. Sembari berkontribusi untuk desa melalui bidang pendidikan yaitu mengurus rumah belajar bersama sahabat-sahabat di desaku (Mbak Vera, Mas Hindra, Marifah). Semoga barokah dan diberi istiqomah.

"Nduk, angger wis mateng engko mendoane ditata neng piring iki yo?" kata Budhe menunjukkan piring.

"Ng... nggih, Budhe," jawabku sedikit terkejut tersadar dari lamunanku yang sebentar.

Seperti jejak mentari, membekas dalam wujud pohon yang menghijau, buah yang segar, bunga yang mekar. Seperti jejak mentari, hangatnya dirindu setiap pagi. Assalamu`alaikum mentari,untukmu, untuk kalian perempuan yang Insyaallah akan mengisi dunia dengan  segala inspirasi. 

Semarang, Sabtu 10 Januari 2015

Monday, January 5, 2015

Ohayou!



Tapi kisah cinta kau. Siapa penulisnya? Allah. Penulisnya adalah pemilik cerita paling sempurna di muka bumi. Tidakkah sedikit saja kau mau meyakini bahwa kisah kau pastilah yg terbaik yg dituliskan.
*Tere Liye, novel "RINDU"

Ohayou! Selamat pagi, semangat pagi! Good morning with best smilling
Nikmatnya hari dengan dzikrullah (dzikir kepada Allah).

Senin, 5 Januari 2015 ketika Mahasiswa Unnes mengikuti ujian akhir semester

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More