Wednesday, November 13, 2013

Asyik Belajar Jurnalistik

Bulan Ramadhan tidak hanya diisi dengan acara buka dan tarawih bersama bagi kaum muslim. Namun, kegiatan positif lainnya juga bisa dilakukan meski dalam keadaaan menahan lapar dan haus saat berpuasa. Seperti halnya Mahasiswa Badan Penerbitan dan Pers Mahasiswa (BP2M) Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang melakukan kegiatan Pesantren Jurnalistik di sejumlah SLTP se-Kota Semarang, Selasa-Senin (16-22/7).

Menurut Ketua Panitia Uswatun Chasanah, kegiatan ini meliputi pelatihan jurnalistik gratis di sekolah dengan materi-materi kejurnalistikan seperti keredaksian, reportase, ilustrasi dan layouting. Manurut Uswatun, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan ilmu jurnalistik kepada siswa agar dapat menghidupkan dan atau mengembangkan kegiatan jurnalistik di sekolah. “Setelah mengikuti pesantren peserta diharapkan bisa membagikan ilmu kepada tman-teman yang lain dan bisa mengelola media sekolah secara mandiri,” jelas Uswatun, Kamis (18/7).

Bagi sekolah, pelatihan ini menambah ketrampilan siswa dan juga sebagai dasar untuk mengembangkan jurnalistik di sekolah. “Kami mempunyai majalah bernama Garasi, semoga dengan pelatihan jurnalistik bisa menciptakan siswa yang lebih terampil dalam membuat media sekolah,” ungkap kepala sekolah SMP N 27 Semarang Haryanto Dwiyantoro, Kamis (18/7).

Meskipun di bulan Ramadhan, peserta antusias mengikuti pelatihan jurnalistik ini. Peserta mengaku, mendapat pengalaman bisa lebih mendalami jurnalistik. “Saya jadi lebih mengetahui tentang jurnalistik,” ungkap Ardine Dharma A. Salah satu dari 31 peserta Pesantren Jurnalistik di SMP N 27 Semarang, Kamis (18/7).
Penasaran mengenai jurnalistik membuat Ardine mengutarakan pertanyaan lanjutan mengenai jurnalistik. “Apakah jika mau menjadi reporter, kalau kuliah harus jurusan jurnalistik?” tanya Ardhine kepada pemateri.

Mahasiswa BP2M yang menjadi Pemateri Keredaksian M.H. Latief mengungkapkan, seorang reporter tidak harus dari jurusan jurnalistik yang penting ia bisa menulis dan berani.
Tidak hanya di sekolah negeri, pesantren jurnalistik juga dilakukan di Sekolah Anak Bangsa, sebuah sekolah alternatif di Semarang. Peserta Jurnalistik di sekolah dengan metode homeschooling (sekolah rumah) yang diprakarsai Kak Seto ini tidak kalah menarik.

Peserta melakukan wawancara dengan teman-teman mereka, dan kemudian membuat gambar. Ketika ditanya oleh Pemateri mengenai siapa yang ingin menjadi fotografer, Tito siswa dari sSekolah Anak Bangsa ini mengacungkan tangan. “Saya suka foto pemandangan,” ungkap Tito.

Menurut Kepala Sekolah Anak Bangsa Semarang M. Iqbal Birsyada, pelatihan ini mendukung sekolah dalam mengembangkan minat dan bakat siswa yang memang menjadi tujuan sekolah.

Melatih Kepercayaandiri

Masih menurut Uswatun, selain untuk membagi ilmu jurnalistik kepada siswa, kegiatan Pesantren Jurnalistik ini merupakan ajang pengembangan diri anggota BP2M. Salah satunya, untuk melatih anggota lebih trampil ketika tampil di depan khalayak.
Sejumlah 25 anggota BP2M menjadi pemateri pelatihan ini. Setiap anggota mempunyai spesifikasi materi masing-masing sesuai dengan bakat dan minta. Hal tersebut mempermudah dalam menentukan pembagian pengampu materi yang sebelumnya melakukan microteaching.

Kegiatan Pesantren jurnalistik ini merupakan tahun ketiga setelah diawali pada tahun 2011 lalu. Pada awalnya, kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengisi kekosongan kegiatan ketika Bulan Ramadhan dengan kegiatan kebaikan. Akhirnya Pesantren Jurnalistik pertama kali diselenggarakan di SMA Sederajat se-Kota Semarang. Kemudian di tahun berikutnya dilakukan di SLTP se-Kota Semarang, berlanjut di Bulan Ramadhan tahun ini.

Ada 9 SLTP sederajat di Kota Semarang yang mengikuti kegiatan Pesantren Jurnalistik tahun ini, yaitu: SMP N 7 Semarang, SMP N 19 Semarang, SMP N 27 Semarang, SMP N 30 Semarang, SMP N 35 Semarang, MTs Al-Asror, MTs Al-Khoiriyyah, dan Sekolah Anak Bangsa Semarang.







Sumber foto: dokumentasi pribadi

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More