Masihkah Anda ingat friendster? Masyarakat generasi angkatan 2009 dan angkatan beberapa tahun sebelumnya kemungkinan mengetahui dan ingat bagaimana layanan media sosial ini mnciptakan candu internet. Ya, media sosial yang muncul pada 2002 ini merupakan salah satu media sosial internet generasi pertama saat merebaknya internet di Indonesia.
Friendster berasal dari kata Friend dan Napster. Friendster merupakan pembaharuan dari Napster yang lahir terlebih dahulu sebelum Friendster. Dengan kelemahan yang ada pada Napster yang mempunyai tampilan sederhana, Friendster menawarkan pengguna dengan akun Friendster yang dapat menampilkan profil pribadi secara lebih detail.
Friendster karya pemuda asal California, AS Jonathan Abrams ini merupakan media sosial semacam Facebook-tapi mempunyai fitur yang masih terbatas. Pengguna friendster dapat menambah teman dengan istilah add friends . Jika pada Facebook ada status, di Friendster ada testimoni. Yang membedakan Friendster dari Facebook antara lain pengguna bisa tahu siapa saja yang kepo berkunjung ke laman Friendster mereka. Selain itu, tampilan Friendster dapat diubah-ubah sesuai kehendak kita dengan template dan gambar-gambar menarik seperti pada blog.
Tidak hanya itu, media sosial berupa chating juga cukup banyak digandrungi pada masa itu salah satunya MIRC. Timbal balik yang cepat dan obrolan yang renyah menjadi salah satu daya pikat situs ini. Penggunaan nama juga bisa diubah sesuai dengan keinginan. Penggunaan nama cukup aneh-aneh, seperti Pejantan Tangguh jika cowok, Cinderella jika cewek. Pengguna lebih bebas memilih nama karena tidak ada profil yang lengkap dan jelas, bahkan foto juga tidak ada. Hanya nama pengguna dan barisan kata-kata chating.
Sekarang, media sosial generasi baru menjamur. Barangkali Blackberry, Line, WhatApp, Kakao Talk merupakan generasi selanjutya dari MIRC. Facebook milik Mark Zulkenberd dengan segala inovasinya mengakuisi Instagram .Tidak hanya itu, media sosial Line, kabarnya juga akan dibelinya juga. Setelah itu muncul tempat manusia berkicau, Twitter. Seperti namanya "kicauan", tulisan yang diunggah lebih terbatas dari pada Facebook hanya 140 karakter.
Pergulatan Waktu Dunia Nyata dan Maya
Ada tujuan baik dari diciptakannya media sosial. Setidaknya mendekatkan yang jauh. Seperti dalam Facebook Story, seorang perempuan berhasil mempertemukan dua saudara yang telah berpisah selama puluhan tahun. Cerita berawal dari seorang kakek yang kehilangan alamat dari saudaranya hingga terlantar di jalanan sampai puluhan tahun.
Namun, sisi buruk media sosial juga tidak kalah santer. Hanya untuk menunggu tanda suka (like-red) dan atau tanggapan (comments-red) dari teman di Facebook, seorang pengguna rela menunggu bermenit-menit bahkan berjam-jam. Lupa makan, lupa minum, bahkan ketika hujan lupa mengangkat jemuran! Hehe....
Kebanyakan manusia hidup pada dunia maya. Hidup dengan tanda suka dan komentar-komentar. Sikap sebatas retweet kata-kata bijak, senyuman indah hanya nampak pada foto dalam profil. Lupa indahnya keintiman berbincang dengan orang lain.
Semarang, Februari 2014
Sumber foto Dok. pribadi dan internet (Mice Cartoon)
2 comments:
yg jauh makin dekat, yg dekat makin jauh... :-)
https://www.facebook.com/feriannotf
Iya, rasanya semakin sepi dalam keramaian.
Post a Comment