Menungu pengumuman "Menyapa Negeriku" itu seperti menunggu kamu. Iya, kamu (Eits... nunggu siapa ya? #ingatjomblo). Rasa cemas, senang, dan berbunga-bunga jadi satu. Bagaimana tidak? Jika aku lolos melalui program pemerintah ini, selama lima hari aku bisa berkunjung, menyapa, dan berbagi inspirasi di Aceh. Ya, kota Serambi Mekah itu adalah salah satu daerah di Indonesia yang sangat ingin aku kunjungi.
Entah sejak kapan, aku ingin menginjakkan kaki dan menerlusuri budaya dan mendalami karakter orang-orang yang ada di Tanah Rencong itu. Tapi, coba aku mereka-reka, sepertinya kesukaanku membaca buku sejarah ketika sekolah. Tidak hanya itu, kemudian ditambah baca cerita pendek (kalau tidak keliru) tentang gadis kecil "Moethia" milik Asma Nadia yang membuatku tertarik ingin pergi ke sana. Semoga diijabah oleh Allah Subhanahuwata`ala melalui program pemerintah "Menyapa Negeriku" tahun ini. Aamiin insyaallah
Sejarah mengatakan selain Kutai Kartanegara, Aceh merupakan tempat penyebaran Islam pertama di Indonesia. Maka dari itu, aku yang merupakan seorang muslim ingin sekali ke sana dan mengenal orang-orangnya. Juga, ingin mengenal kuliner di sana, seperti kopi khas Aceh yang melegenda.
Saking ingin ke Aceh, aku hubungi temanku yang menjalankan pengabdian Sarjana Mengajar Daerah Terdepan, Terdalam, dan Tertinggal (SM3T) di Aceh. Dari penuturan temanku itu, di sana menakjubkan. Meskipun sarana dan prasarana yang kurang memadai (seperti di daerah 3T kebanyakan), namun orang-orang di sana ramah-ramah dan sangat menghormati guru.
Selain itu, yang membuatku sedih, ada juga siswa yang bolos sekolah karena membantu Bapak dan Ibu bekerja di ladang. Waaa ironi sekali bukan? Kebanyakan anak sekolah di kota besar pada milih bolos sekolah karena nonton konser atau mogok sekolah karena tidak dibelikan gawai baru. Sedangkan di daerah 3T, anak sekolah bolos karena membantu ibu.
Tapi, aku sangat bangga dengan anak sekolah di daerah 3T dengan kepolosan mereka, aku harap mereka kelak menjadi pemimpin bangsa yang tidak hanya mengedepankan akal semata, tapi juga hati nurani yang menuntun jalan mereka. Salah satu agar iru terwujud adalah dengan adanya seorang yang digugu dan ditiru, seorang guru inspiratif yang mendidik dengan hati. Aamiin insyaallah
Sampai jumpa Aceh, semoga aku bisa menyapa saudara-saudaraku melalui "Menyapa Negeriku". Semoga di pengumuman "Menyapa Negeriku" nanti aku adalah salah satu yang berkesempatan menyapa saudara sebangsa dan setanah air Indonesia di Aceh sana. Aamiin insyaallah
Semarang. 18 November 2015