Di akhir pekan yang damai ini, ditemani secangkir teh hangat dan gerimis manis sore hari, mari kita sejenak menilik ke belakang. Menilik hal-hal yang sering kita sebut sebagai kenangan.
Setiap orang punya kenangan. Seperti aku dan kamu bukan? Seperti halnya suatu waktu yang lalu, pernahkah kamu berdoa, dan kemudian doamu belum terkabul pada saat itu juga? Aku pernah. Sering malah. Tapi menurutku, saat berdoa itu bukan "tidak" terkabulkan, namun "belum" terkabul karena beberapa sebab. Pertama, karena Allah Subhanahuwata`ala mengganti doa kita dengan sesuatu yang kita butuhkan dari pada yang kita inginkan. Kedua, Allah Subhanahuwata`ala menangguhkan doa kita. Kok bisa? Bisa.
Doa yang digantikan dengan hal kita butuhkan dari pada kita inginkan misalnya, aku pernah berdoa semoga hatiku bisa segera dipertemukan dengan hati seseorang yang aku cinta (yang kala itu sedang merantau ke Sumatra). Namun, Allah Subhanahuwata`ala berkehendak lain, sampai setelah ia pulang ke Jawa dari Sumatra, komunikasi kami semakin renggang (baik bertatap muka maupun tidak langsung dan bahkan meskipun aku masih punya rasa sama dia, tapi hubungan kami tidak semulus yang aku kira.
Meskipun kadang sesuatu hikmah dari sebuah kejadian cukup lama baru kita sadari, namun aku bersyukur karena aku menyadari bahwa hikmah dari penantianku yang belum berujung pada persatuan dua belah jiwa itu, membawaku pada sesuatu yang lebih baik. Barang kali, jika keinginanku dikabulkan, aku hanya akan terbuai kebahagiaan semu pada hubungan yang tidak jelas jluntrungan-nya, karena dia belum memantapkan diri untuk menuju mahligai pernikahan.
Namun, alhamdulillah doaku untuk saat ini digantikan dengan yang aku butuhkan, meskipun belum bisa berdua dengannya (dalam hubungan yang di sahkan Undang-Undang Langit), aku didekatkan Allah Suhanahuwata`ala pada sahabat dan teman-teman baru yang baik. Seperti sahabat dan temanku di tanah kelahiranku Banjarnegara, dari Universitas Negeri Semarang (Unnes), dan juga dari luar negeri.
Salah satu temanku dari luar negeri itu adalah Ai Fukuda temanku dari Negeri Sakura. Aku pangil nama perempuan itu Ai san, dalam bahasa Jepang, "Ai" berarti "Cinta". Pas sekali! Saat aku galau karena akan ditinggal oleh orang yang aku cintai ke Sumatra, Allah Subhanahuwata`ala mengirimkan "Cinta" yaitu Ai Fukuda untuk menjadi teman baru yang menghiasi hari-hariku. Aku fikir benar, lewat "Cinta" yang Allah Subahahuwata`ala kirimkan ini, aku menjadi berfikir bahwa saat itu aku tidak boleh terbutakan oleh perasaan cinta (barang kali hanya nafsu) pada orang yang belum halal untukku, karena banyak orang di sekitarku yang pantas aku cintai dan mencintaiku. Seperti keluargaku, saudaraku, sahabatku, temanku yang lain yang pantas kucintai karena Allah Subhanahuwata`ala. Insyaallah
Satu tahun berlalu dalam pertemanan, Ai Fukuda pun kembali ke Jepang. Dan dambaan hatiku sudah kembali ke Jawa, namun seperti yang aku ceritakan di awal, meskipun sudah kembali ke Jawa, hatiku dan hatinya belum juga disatukan dalam ikatan suci yang diridloi Allah Subhanahuwata`ala.
Dalam masa sendiri (jomblo) itu, setelah Ai san kembali ke Jepang, Allah Subhanahuwata`ala mempertemukan aku dengan teman baru lagi. Namanya Angela Arunarsirakul. Angela, begitu aku panggil nama perempuan asal Los Angeles, AS ini. Seperti Ai san, Angela juga menghiasi hari-hariku. Melalui Angela dengan namanya yang berarti "Malaikat", aku berfikir kembali, yaitu meskipun aku belum dipertemukan Allah Subhanahuwata`ala dengan dambaan hatiku di pelaminan, namun semestinya aku bukan berfokus pada siapa yang akan menjadi imam keluargaku kelak, namun aku harusnya lebih fokus untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Karena, orang baik juga akan didekatkan dengan orang yang baik serta malaikat juga akan mendoakan. Begitu. Aamiin insyaallah
Aneh memang ya? Mengaitkan pertemuan dengan seseorang dengan kehidupan yang aku jalani. Aku memang kadang suka memperhatikan apa yang ada disekitarku, seperti pertemuanku dengan temanku"cinta" dan "malaikat" tadi, hal itu mengingatkanku bahwa tidak ada yang kebetulan di dunia ini, semua sudah diatur oleh Sang Mahaagung, Allah Subhanahuwata`ala.
"Pilihan Allah-lah yang terbaik," begitulah yang nasehat Bapakku. Hidup ini, segalanya akan menentramkan jiwa jika kita kembalikan kepada Allah Subhanahuwata`ala. Insyaallah
"Cinta" dan Pertemuan Kembali yang Tak Terduga
"Marfuah san, ohisashiburi. Saya sudah di Indonesia lagi, saya ingin sekali bertemu dengan Marfuah san," katanya memanggiku dengan Marfuah ditambah dengan kata sapaan "san" seperti pertama kali kami bertemu.
Hari Jumat yang penuh berkah 24 April lalu, tanpa disangka-sangka, "cinta" itu datang kembali. Kadang "cinta" tak selalu bersua secara fisik, namun cinta terbawa di dalam hati sampai Allah Subhanahuwata`ala meridloi bertemu lagi.
"Ai san, sudah lama ya? " kataku sambil mengingat ketika kami terakhir kali bertemu, berpisah di bandara lebih dari dua tahun yang lalu.
"Selamat datang kembali cinta," sambutku dalam hati setelah berjabat tangan dan kemudian kami berpelukan bercampur rasa senang dan mengharu biru.
Maka meskipun doamu belum terkabul, fokuslah pada yang baik, sampai akhirnya keajaiban Tuhan akan mengejutkanmu. Insyaallah
Ohya, setelah pernah juga memberikan kue Dorayaki (kuenya Doraemon) lebih dari dua tahun lalu, kemarin aku menerima oleh-oleh dari Jepang lagi dari Ai san. Alhamdulillah....
Karena aku suka Maruko chan, Ai san memberikan permen "Maruko chan"yang lucu ^_^V |
Tulisan"Arigatou" berhuruf hiragana berarti "terima kasih" tertera dalam kantong putih berisi permen Sakura yang diberikan Ai san |
Kartu ucapan bermotif bunga Sakura yang cantik. Di Jepang, Sakura mekar pada Maret sampai April |
Semarang, Minggu 26 April 2015