Keluarga! Itulah salah satu alasan yang membuatku rindu akan pulang. Ya, pulang. Pulang ke rumah orang tuaku di Banjarnegara. Maka dari itu, bukan karena kamar-kamarnya, bantal empuknya, atau kursi ukirnya yang indah mempesona, atau pot bunga pengias ruangannya. Bukan. Namun, rumah selalu dirindu menjadi tempat pulang karena orang-orang yang di dalamnya. Emak Bapak kita, Kakak Adik kita, seluruh keluarga.
Seperti halnya rumah sebagai tempat dirindu akan pulang, daerah tempat tinggalku Bajarnegara juga begitu. Sejuk apapun daerah tempat tinggalmu, bukan hanya karena angin pegunungannya, bukan juga hanya karena hujan romantisnya, atau kehangatan sinar mentari yang menyinarinya. Namun, kampung halaman selalu dirindu juga karena orang-orang di dalamnya.
Begitulah, Banjarnegara not just city! It's a home, it's a story, it's a history. Inilah beberapa potret kebersamaan keluarga dan anak-anak di dataran tinggi Dieng saat Dieng Culture Festival 2012 dan 2014 lalu. Potret kebersamaan keluarga yang selalu membuatku rindu akan masa kecil dulu, kehangatan keluargaku.
Potret kehangatan keluarga itu aku intip melalui lensa kamera di Dieng. Dinginnya dataran tinggi Dieng tidak menyurutkan kehangatan kasih sayang Emak pada anaknya. Seorang Bapak menggendong anaknya pula. Nyaman dan aman nampaknya. Tak luput Mbak-Mbah mereka bercengkrama bersama. Betapa bahagia itu sederhana bukan?
Iya, betapa bahagia itu sederhana. Membawa bekal dari rumah, kemudian dibawa ke tempat wisata untuk disantap bersama. Melupakan sejenak harga sembako yang kian tak terjangkau, harga pupuk yang kian melambung tinggi. Melupakan sejenak bagaimana ulah politisi.
Ah kenapa jadi serius seperti ini. Kembali berceloteh tentang potret keluarga yang aku dapatkan di datran tinggi Dieng, yang jelas, aku suka sekali melihat keluarga yang saling menjaga dan bersyukur atas apa yang dipunya. Semoga begitu pula kelak keluargaku begitu nanti. Aamiin Insyaallah
Dieng Culture Festival datang lagi pada 1-2 Agustus 2015 nanti. Beberapa hasil potretku tentang kehangatan keluarga di balik dinginya dataran tinggi Dieng telah aku bagi pada celoteh kali ini. Sekali lagi Banjarnegara not just city! It's a home, it's a story, it's a history. Selamat berlibur di Banjarnegara, bahagia itu sederhana, sesederhana bercengkrama bersama keluarga. Selamat menikmati indahnya Dieng di Banjarnegara dan keramahan para penduduknya.
Foto dan teks: IG @marfuahumarsidik
Potret kehangatan keluarga itu aku intip melalui lensa kamera di Dieng. Dinginnya dataran tinggi Dieng tidak menyurutkan kehangatan kasih sayang Emak pada anaknya. Seorang Bapak menggendong anaknya pula. Nyaman dan aman nampaknya. Tak luput Mbak-Mbah mereka bercengkrama bersama. Betapa bahagia itu sederhana bukan?
Ah kenapa jadi serius seperti ini. Kembali berceloteh tentang potret keluarga yang aku dapatkan di datran tinggi Dieng, yang jelas, aku suka sekali melihat keluarga yang saling menjaga dan bersyukur atas apa yang dipunya. Semoga begitu pula kelak keluargaku begitu nanti. Aamiin Insyaallah
Dieng Culture Festival datang lagi pada 1-2 Agustus 2015 nanti. Beberapa hasil potretku tentang kehangatan keluarga di balik dinginya dataran tinggi Dieng telah aku bagi pada celoteh kali ini. Sekali lagi Banjarnegara not just city! It's a home, it's a story, it's a history. Selamat berlibur di Banjarnegara, bahagia itu sederhana, sesederhana bercengkrama bersama keluarga. Selamat menikmati indahnya Dieng di Banjarnegara dan keramahan para penduduknya.
Foto dan teks: IG @marfuahumarsidik