Sampai celoteh ini diterbitkan, aku masih bergumul dengan skripsi. Mengerjakan skripsi merupanya tidak semudah yang aku bayangkan. Tidak mudah menaklukan rasa malas yang menghadang. Hal ini seperti yang diungkap pada penelitian yang dilakukan senpai-ku (kakak tingkat) bernama Lita chan (kata sapaan dari bahasa Jepang untuk perempuan).
Lita chan meneliti kendala apa yang dihadapi mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Unnes ketika mengerjaan skripsi. Dalam penelitian (2015) tersebut diketahui salah satu faktor yang menjadi kendala mengerjakan skripsi adalah kurang disiplin dalam manajemen waktu skripsi dengan kegiatan lain.
Sepertiku, dulu aku mengerjakan skripsi sambil galau memikirkan yang lain. Apa coba kalau bukan jodoh. Hehe Tapi aku berharap bagi kawan-kawan yang masih menunggu jodoh, jangan sepertiku yang berlarut-larut galau ya?
Hal ini karena, setelah muhasabah diri, aku sadar, jodoh akan datang pada waktunya. Kita juga tidak tahu mana yang datang lebih dulu. Jodoh atau maut menjemput. Jadi masalah jodoh, biar Allah yang ngatur. Tugas kita hanya memperbaiki diri menjadi lebih-lebih baik lagi. Insyaalloh Dan sebanding dengan itu, Allah juga sedang mempersiapkan ia jodohmu yang sedang memperbaiki diri pula. Insyaallh
Begitu juga denganku, meskipun aku insyaallah akan menikah 1 Mei nanti. Masih ada waktu 21 hari lagi untuk mempersiapkan diri. Memperbaiki diri Insyaallah menjadi insan lebih baik lagi.
Benar saja, 21 hari (baca: dua puluh satu hari!) lagi aku akan menikah. Dan rasanya campur aduklah. Aku yang selama ini dikenal dengan perempuan jomblo (iya, kabanyakan kawan akrabku memanggil namaku dengan "Mblo") harus siap dengan status baru menjadi seorang istri.
Bismillah... semoga Allah subhanahuwata'ala memberkahi kami. Aamiin
***
Kubaca celotehku yang masih dalam kerangka (draf) di blog. Tulisan yang kutulis 21 hari sebelum pernikahan ini belum sempat aku selesaikan dan aku muat di laman blogku.
Rasanya campur aduk. Aku harus menerima kenyataan, aku yang suka kemana-mana sendiri. Kini insyaallah akan bersuami. Belajar lebih dewasa lagi. Insyaallah tidak hanya itu, aku juga tidak boleh menelantarkan skripsi.
Ya, sampai detik ini 4 hari menjelang pernikahan aku masih di Semarang. Ada kewajiban yang masih perlu aku selesaikan. Bismillah....
Baiklah Insyallah besok mudik. Emak sama Bapak di rumah sudah menanyakan kapan pulang. Saudara kembar dan Kakak Ipar (alhamdulillah aku sekarang punya Kakak Ipar lho!) juga sama. "Iki calon pengantene kok urung neng umah," tanya mereka.
"Tratage wis dipasang pengantene esih neng Semarang," canda temanku tadi siang.
Bismillah besok insyaallah aku pulang. Setelah ijabsah, insyallah kembali berjuang di Semarang meraih ijasah.
Patemon, Gunungpati, Semarang, 27 April 2016
Lita chan meneliti kendala apa yang dihadapi mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Unnes ketika mengerjaan skripsi. Dalam penelitian (2015) tersebut diketahui salah satu faktor yang menjadi kendala mengerjakan skripsi adalah kurang disiplin dalam manajemen waktu skripsi dengan kegiatan lain.
Sepertiku, dulu aku mengerjakan skripsi sambil galau memikirkan yang lain. Apa coba kalau bukan jodoh. Hehe Tapi aku berharap bagi kawan-kawan yang masih menunggu jodoh, jangan sepertiku yang berlarut-larut galau ya?
Hal ini karena, setelah muhasabah diri, aku sadar, jodoh akan datang pada waktunya. Kita juga tidak tahu mana yang datang lebih dulu. Jodoh atau maut menjemput. Jadi masalah jodoh, biar Allah yang ngatur. Tugas kita hanya memperbaiki diri menjadi lebih-lebih baik lagi. Insyaalloh Dan sebanding dengan itu, Allah juga sedang mempersiapkan ia jodohmu yang sedang memperbaiki diri pula. Insyaallh
Begitu juga denganku, meskipun aku insyaallah akan menikah 1 Mei nanti. Masih ada waktu 21 hari lagi untuk mempersiapkan diri. Memperbaiki diri Insyaallah menjadi insan lebih baik lagi.
Benar saja, 21 hari (baca: dua puluh satu hari!) lagi aku akan menikah. Dan rasanya campur aduklah. Aku yang selama ini dikenal dengan perempuan jomblo (iya, kabanyakan kawan akrabku memanggil namaku dengan "Mblo") harus siap dengan status baru menjadi seorang istri.
Bismillah... semoga Allah subhanahuwata'ala memberkahi kami. Aamiin
***
Kubaca celotehku yang masih dalam kerangka (draf) di blog. Tulisan yang kutulis 21 hari sebelum pernikahan ini belum sempat aku selesaikan dan aku muat di laman blogku.
Rasanya campur aduk. Aku harus menerima kenyataan, aku yang suka kemana-mana sendiri. Kini insyaallah akan bersuami. Belajar lebih dewasa lagi. Insyaallah tidak hanya itu, aku juga tidak boleh menelantarkan skripsi.
Ya, sampai detik ini 4 hari menjelang pernikahan aku masih di Semarang. Ada kewajiban yang masih perlu aku selesaikan. Bismillah....
Baiklah Insyallah besok mudik. Emak sama Bapak di rumah sudah menanyakan kapan pulang. Saudara kembar dan Kakak Ipar (alhamdulillah aku sekarang punya Kakak Ipar lho!) juga sama. "Iki calon pengantene kok urung neng umah," tanya mereka.
"Tratage wis dipasang pengantene esih neng Semarang," canda temanku tadi siang.
Bismillah besok insyaallah aku pulang. Setelah ijabsah, insyallah kembali berjuang di Semarang meraih ijasah.
Patemon, Gunungpati, Semarang, 27 April 2016