Setiap Anak adalah Juara

...Guru seperti teko yang penuh air, yang menyirami tanaman, bukan menyirami sebuah cangkir....

Hujan dalam Ingatan

...Seperti pertanyaan yang aku titipkan pada hujan sore itu. Apakah kau merindukanku?....

Tiga Bungkus Nasi Kucing untuk Berbuka

...Kebahagiaan berada di dalam hati orang yang mengingatNya....

Kisah Kertas Kebahagiaan

...Let me find the way, close our eyes, listen closely, and attend with our heart....

Siapa yang Berdiri di Depan Pintu?

...dan kau tahu makna cinta, masuklah....

Gusti Allah Ora Sare

...Hidup adalah kesempatan yang diberikan oleh Tuhan....

Friday, October 2, 2015

Duhai Para (Calon) Suami...

Kata siapa menjadi ibu rumah tangga bukanlah pekerjaan yang mulia? Duhai para (calon) suami, istri seperti apa yang kau dambakan? Kewajiban apa yang harus kau lakukan? Cukupkah hanya memberi nafkah? Sudahkah kau ucapkan terima kasih pada istrimu: terima kasih telah menjaga anak-anak kita. Terima kasih telah mempersiapkan kebutuhanku. Terima kasih telah bekerja keras mengurus rumah.

Kali ini akan aku tulis tentang sebuah buku yang bercerita tentang salah satu kehidupan keluarga berjudul Luka Cinta Andrea. True story. Kisah nyata sebuah kasus psikologi ekstrem ibu yg membunuh kelima anaknya.

Andrea Yates membunuh kelima orang anaknya, Noah (7 tahun), John (5 tahun), Paul (3 tahun), Luke (2 tahun), dan Mary (6 bulan) dengan cara menenggelamkan di bath tub. Na`udzubillah

Ada banyak faktor yang menyebabkan Andrea melakukan hal tersebut. Disini saya hanya ingin menyoroti peran suami Andrea dalam keluarga.

Rusty, suami Andrea seorang workaholik. Sangat sibuk dengan pekerjaannya, dan jarang membantu pekerjaan rumah tangga. Keluarga mereka tidak memiliki pembantu, sehingga Andrea merawat anak-anaknya dan melakukan semua pekerjaan rumah tangga sendirian.

Andrea dan Rusty sepakat ingin memiliki anak lebih dari dua. Mereka memiliki lima orang anak. Dan Andrea mengalami sindrom baby blues. 90% wanita yang melahirkan mengalami baby blues syndrome tapi hanya di bawah 10% yang sadar mengalami sindrom tersebut.

Melahirkan, bagi banyak ibu, adalah proses yang traumatik. Belum lagi saat-saat mengasuh bayi baru lahir, sungguh menguras fisik dan emosi. Para ahli berpendapat bahwa sindrom baby blues adalah penyakit yang dianggap wajar, tetapi bila diabaikan begitu saja, tak sederhana dampaknya, mampu merenggut naluri keibuan. Baby blues ini dipengaruhi oleh perubahan hormon estrogen di dalam tubuh seorang ibu, yang meningkat usai melahirkan. Untuk menghindari dampak buruk sindrom baby blues adalah perlunya pendampingan terhadap ibu baru melahirkan oleh suami atau keluarga dekatnya.

Andrea mengalami sindrom baby blues. Ia memiliki perasaan membenci bayi yang baru dilahirkannya, karena kondisi trauma saat melahirkan dan pengalaman awal mengasuh bayi. Selanjutnya tekanan yang dialami Andrea semakin besar dengan kelahiran anak berikutnya. Mengasuh bayi yang baru lahir dan juga ke 4 anak balitanya. Itu semua ia lakukan sendirian.

Tekanan yang dihadapi seorang ibu rumah tangga menurut saya lebih besar dibandingkan tekanan di dunia pekerjaan. Ada banyak hal yang tidak bisa kita prediksi ketika mengasuh anak dan pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan yang sepertinya tidak kunjung selesai.

Seorang sahabat Andrea berkata, "Andrea benar-benar kesepian. Dialah yang bertanggung jawab atas semua anak-anaknya dan hanya dia sendiri yang mengurusi mereka. Anda bisa saja membelikan rumah untuk seseorang, tapi jika anda tidak bisa mengisi rumah itu dengan cinta, semuanya hanya akan menjadi kuburan. Sayang, sungguh hanya akan jadi kuburan..."

Sesungguhnya banyak Andrea lain di sekeliling kita. Banyak sosok Rusty di sekeliling kita. Suami yang jarang di rumah, suami yang jarang mau mendengarkan cerita remeh-temeh istrinya, suami yang jarang membantu pekerjaan rumah tangga, suami yang mendekati hanya untuk pemenuhan hasratnya saja dan jarang menyapa relung hati terdalam istrinya.

Ya, anak laki-laki ternyata sejak kecil memang tidak disiapkan untuk menjadi kepala keluarga yang baik, ada kesalahan pola asuh anak laki-laki yang dilakukan orangtua.

Menurut Psikolog Rose Mini, laki-laki yang kurang menghargai perempuan atau pelaku kekerasan umumnya didasari oleh pendidikan atau asuhan orangtua yang kurang baik saat ia kecil. Seharusnya orangtua lebih fokus membentuk anak laki-laki yang bertanggung jawab, peduli, dan penuh kasih sayang. Namun, yang terjadi di masyarakat, metode pengasuhan seperti itu jarang diajarkan orangtua.

Mungkin saya terlalu menyederhanakan kasus Andrea, tapi saya melihat suami memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan mental istrinya. Perhatian dari suami, pujian dari suami dan mau berbagi mengerjakan pekerjaan rumah tangga dapat melenyapkan lelah dan penat seharian berkutat di rumah.

Duhai para suami,

Luangkanlah waktumu sejenak untuk mendengar keluh kesah istrimu. Sesungguhnya ia hanya ingin didengarkan.

Luangkanlah waktumu sejenak untuk sekedar membantu istrimu. Membantu membilas piring kotor, menjaga anak, dsb sungguh dapat membuat cinta istri bertambah berlipat-lipat. Cobalah tengok istrimu, kecup keningnya. Ucapkan terima kasih yang tulus padanya.

"Terima kasih, istriku tercinta...."

Disadur dari Facebook Britania Sari dengan sedikit perubahan

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More