Setiap Anak adalah Juara

...Guru seperti teko yang penuh air, yang menyirami tanaman, bukan menyirami sebuah cangkir....

Hujan dalam Ingatan

...Seperti pertanyaan yang aku titipkan pada hujan sore itu. Apakah kau merindukanku?....

Tiga Bungkus Nasi Kucing untuk Berbuka

...Kebahagiaan berada di dalam hati orang yang mengingatNya....

Kisah Kertas Kebahagiaan

...Let me find the way, close our eyes, listen closely, and attend with our heart....

Siapa yang Berdiri di Depan Pintu?

...dan kau tahu makna cinta, masuklah....

Gusti Allah Ora Sare

...Hidup adalah kesempatan yang diberikan oleh Tuhan....

Saturday, April 30, 2016

Tempat Wisata Semarang sampai Banjarnegara

Sumber: bisniswisata.co.id



Hari sudah berganti. Malam ini adalah awal Mei. Namun, mataku belum juga mau terpejam. Mending dari pada bengong nunggu calon suami dan rombongan yang masih dalam perjalanan dari Kota Wali Demak, kutulis celoteh tentang beberapa tempat wisata yang ada di sepanjang jalur Semarang-Banjarnegara.

Barangkali celoteh ini bisa jadi rujukan kawan-kawan yang ingin untuk mencari dan berkunjung ke tempat wisata selepas menghadiri walimatul'ursy besok. 

Beberapa foto yang ada pada celoteh ini, merupakan foto yang aku ambil dalam perjalananku ketika mudik hari Kamis (H-4 pernikahan) kemarin. Iya, beberapa kawan heran, mau mendekati hari pernikahan tapi masih di Semarang. Seperti yang aku jelaskan pada celoteh sebelumnya, hal itu aku lakukan karena skripsiku belum kelar. (doakan semoga lancar ya?)

Baiklah ini dia beberapa tempat wisata dan kuliner yang mungkin kawan-kawan berminat untuk mampir selepas acara pernikahanku besok.

1. Gedong Songo dan Umbul Sido Mukti

Jika kawan-kawan menempuh perjalanan Semarang -Banjarnegara melalui jalur alternatif Bandungan-Sumowono, maka kawan-kawan akan melewati arah tempat wisata Gedong Songo dan Umbul Sido Mukti.

Tempat wisata di ketinggian kurang lebih 1500 mdpl ini menyuguhkan pemandangan indah dan udara yang sejuk. Seperti i Gedong Songo, selain terdapat candi-candi, di sana kita bisa jalan-jalan menuju candi satu ke candi yang lain. Meski lelah, tapi pemandangan nan indah dan udara yang sejuk mengobati rasa lelah kawan-kawan. Insyaallah

Selain tempat wisata Gedong Songo, jalur alternatif Semarang-Banjarnegara ini juga terdapat wisata Umbul Sido Mukti. Kawan-kawan bisa berenang di kolam dari mata air Gunung Ungaran. Tempatnya di ketinggian, sehingga berenang berasa di atas awan.

2. Rawa Pening (Kampung Rawa, Eling Bening) dan Serabi Ambarawa

Berbeda dengan jalan alternatif, melewati jalan kota lewat Bawen, kawan-kawan bisa mampir ke Kampung Rawa atau Eling Bening. Di sana bisa menikmati santapan dengan panorama Rawa Pening.
Dokumentasi Pribadi @marfuahumarsidik

Selain itu, jika ke Ambarawa cobalah makanan khas di sana yaitu serabi Ambarawa. Di Indonesia terdapat macam-macam jenis serabi. Menurutku serabi Ambarawa perlu kawan-kawan cicipi.

3. Museum Palagan dan Museum Kereta Api Ambarawa

Melihat peninggalan masa perang bisa ke Museum Palagan. Bisa juga naik kereta api berbahan bakar kayu lho! Kereta uap begitu. Lalu juga bisa melihat kereta api berusia ratusan tahun jaman Belanda di Museum Kereta Api Ambarawa. 

4. Agrowisata Soropadan
Dokumentasi Pribadi @marfuahumarsidik

Temangung mempunyai tempat wisata yang edukatif. Pengunjung bisa melihat hasil pertanian unggulan dari tempatnya di tanam langsung. Tapi tempat ini punya waktu khusus untuk dikunjungi seperti saat panen, kemungkinan Oktober mendatang.

5. Ngopi seperti di Eropa di Area Istirahat Kledung (Rest Area Kledung)
Dokumentasi Pribadi @marfuahumarsidik

Setelah melewati Ambarawa, perjalanan Semarang-Banjarnegara juga melewati area istirahat Kledung. Tempat yang diapit dua gunung yaitu Sindoro dan Sumbing ini menyuguhkan kopi khas Temanggung yang nikmat. Udara yang dingin menjadikan tempat ini bisa dibilang tempat ngopi seperti di Eropa. Tidak hanya kopi, medoan juga jadi penganan yang cocok disantap di sana.
Dokumentasi Pribadi @marfuahumarsidik

Ohya, setelah Kledung maka selamat datang di Wonosobo. Di sana, tidak tentu waktu kawan-kawan bisa jadi menemui kbut tebal. Bahkan kadang-kadang jarak pandang hingga kurang dari tiga meter. Jadi sembari menikmati nuansa kabut tebal, tetap berhati-hati di jalan ya?

6. Seruling Mas dan Surya Yudha Park

Kebun binatang Seruling Mas bisa kawan-kawan kunjungi jika sampai di Banjarnegara. Surya Yudha Park juga bisa jadi rekomendasi untuk berwisata. Kawan-kawan bisa berenang dan bahkan baru-baru ini bisa nonton film di bioskop yang belum lama ini ada di Banjarnegara.

7. Dataran Tinggi Dieng (Dieng Plateu)

Sepulang dari acara walimatul'ursy, kawan-kawan bisa naik ke Dataran Tinggi Dieng. Melewati Karangkobar, kawan-kawan dapat melihat sisa-sisa desa Sijemblung yang tertimbun longsor tahun lalu. 

Aku menjadi merasa kecil saat melihat sisa-sisa longsor yang memakan korban ratusan warga itu (bahkan sampai  tulisan ini ditulis, kira kira masih ada 20 korban belum ditemukan). Aku jadi berpikir betapa Alloh Mahakuasa jika sudah Kun faya kun.

Setelah melewati Karangkobar, baru kawan-kawan menikmati keindahan alam Dieng. Hamparan ribuan hektar tanaman kentang. Kawasan Candi Arjuna, Telaga Warna, Kawah-kawah, Museum Kailasa, dan masih banyak tempat lain yang bisa dijelajahi.
Baiklah aku sudah mengantuk. Itu tadi beberapa tempat wisata yang bisa kawan-kawan kunjungi saat melakukan perjalanan Semarang-Banjarnegara atau sebaliknya. Sudah ya, aku sedikit mengantuk sekarang. Bagi kawan-kawan yang bisa datang ke walimatul'ursy besok, insyaallah sampai jumpa di Banjarnegara. Bagi kawan-kawan yang berhalangan datang, semoga doa baik kalian Alloh kabulkan. Aamiin....

Banjarnegara, 1 Mei 2016 01.36 WIB





Wednesday, April 27, 2016

21 Hari Menjelang Pernikahan

Sampai celoteh ini diterbitkan, aku masih bergumul dengan skripsi. Mengerjakan skripsi merupanya tidak semudah yang aku bayangkan. Tidak mudah menaklukan rasa malas yang menghadang. Hal ini seperti yang diungkap pada penelitian yang dilakukan senpai-ku (kakak tingkat) bernama Lita chan (kata sapaan dari bahasa Jepang untuk perempuan).

Lita chan meneliti kendala apa yang dihadapi mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Unnes ketika mengerjaan skripsi. Dalam penelitian (2015) tersebut diketahui salah satu faktor yang menjadi kendala mengerjakan skripsi adalah kurang disiplin dalam manajemen waktu skripsi dengan kegiatan lain.

Sepertiku, dulu aku mengerjakan skripsi sambil galau memikirkan yang lain. Apa coba kalau bukan jodoh. Hehe Tapi aku berharap bagi kawan-kawan yang masih menunggu jodoh, jangan sepertiku yang berlarut-larut galau ya?

Hal ini karena, setelah muhasabah diri, aku sadar, jodoh akan datang pada waktunya. Kita juga tidak tahu mana yang datang lebih dulu. Jodoh atau maut menjemput. Jadi masalah jodoh, biar Allah yang ngatur. Tugas kita hanya memperbaiki diri menjadi lebih-lebih baik lagi. Insyaalloh Dan sebanding dengan itu, Allah juga sedang mempersiapkan ia jodohmu yang sedang memperbaiki diri pula. Insyaallh

Begitu juga denganku, meskipun aku insyaallah akan menikah 1 Mei nanti. Masih ada waktu 21 hari lagi untuk mempersiapkan diri. Memperbaiki diri Insyaallah menjadi insan lebih baik lagi. 

Benar saja, 21 hari (baca: dua puluh satu hari!) lagi aku akan menikah. Dan rasanya campur aduklah. Aku yang selama ini dikenal dengan perempuan jomblo (iya, kabanyakan kawan akrabku memanggil namaku dengan "Mblo") harus siap dengan status baru menjadi seorang istri.

Bismillah... semoga Allah subhanahuwata'ala memberkahi kami. Aamiin

                                  ***
Kubaca celotehku yang masih dalam kerangka (draf) di blog. Tulisan yang kutulis 21 hari sebelum pernikahan ini belum sempat aku selesaikan dan aku muat di laman blogku.

Rasanya campur aduk. Aku harus menerima kenyataan, aku yang suka kemana-mana sendiri. Kini insyaallah akan bersuami. Belajar lebih dewasa lagi. Insyaallah tidak hanya itu, aku juga tidak boleh menelantarkan skripsi.

Ya, sampai detik ini 4 hari menjelang pernikahan aku masih di Semarang. Ada kewajiban yang masih perlu aku selesaikan. Bismillah....

Baiklah  Insyallah besok mudik. Emak sama Bapak di rumah sudah menanyakan kapan pulang. Saudara kembar dan Kakak Ipar (alhamdulillah aku sekarang punya Kakak Ipar lho!) juga sama. "Iki calon pengantene kok urung neng umah," tanya mereka.

"Tratage wis dipasang pengantene esih neng Semarang," canda temanku tadi siang.

Bismillah besok insyaallah aku pulang. Setelah ijabsah, insyallah kembali berjuang di Semarang meraih ijasah. 

Patemon, Gunungpati, Semarang, 27 April 2016

Tuesday, April 5, 2016

7 Cara Jadi Keluarga Muslim Bahagia

https://id.pngtree.com/

Bagi pasangan muslim pasti mendambakan bagaimanakah wujud keluarga Islami itu? Waa... kok jadi serius gini ya? Seharian ngurus skripsi, sembari istirahat tangan ini tiba-tiba pengen buka browser, trus ngetik kata kunci "Hak dan Kewajiban Suami Istri" trus di antara artikel yang disuguhkan Mbah Google ada artikel "Cara Jadi Keluarga Muslim Bahagia". Aku pikir setelah membaca artikel tadi, aku memang perlu ngaji lagi (ada yang bisa nunjukkin tempat ngaji pra-nikah di Semarang nggak ya?).

Setidaknya, aku baca-baca artikel pra-nikah melalui Daring dulu. Berikut ini sari dari artikel tentang cara jadi kelurga muslim bahagia yang aku baca. Dalam artikel tersebut, ada beberapa hal yang patut diperhatikan dalam upaya menumbuhkan keluarga bahagia menurut ajaran Islam dengan mengenal ciri-ciri dan cara-cara rumah tangga yang islami, di antaranya:

1.Didirikan atas dasar ibadah

Rumah tangga didirikan dalam rangka ibadah kepada Allah, dari proses pemilihan jodoh, pernikahan (akad nikah, walimah) sampai membina rumah tangga. Sebagaimana tugas kita di muka bumi ini yang hanya untuk mengabdi/beribadah kepada Allah, maka pernikahan ini pun harus diniatkan dalam rangka tersebut.

2.Terjadi internalisasi nilai Islam secara kaffah (menyeluruh)

Suami bertanggung jawab terhadap perkembangan pengetahuan keislaman dari istri, dan bersama menyusun program pendidikan anaknya. Tolong-menolong dan mengingatkan dalam beribadah.

Sabda Rasulullah saw: “Semoga Alloh merahmati suami yang bangun malam hari lalu shalat dan membangunkan pula istrinya lalu shalat pula. Jika enggan maka dipercikkannya air ke wajahnya. Dan semoga Allah merahmati istri yang bangun malam hari lalu shalat dan membangunkan pula suaminya lalu shalat pula. Jika enggan maka dipercikkannya air ke wajahnya.” (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa’i, Ibnu Majah).

3.Terdapat keteladanan (qudwah) 

Suami istri
biasa belajar melakukan apa disunnahkan agama dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, setiap hendak keluar atau masuk rumah anggota keluarga membiasakan mengucapkan salam dan mencium tangan. Membiasakan mengajak  anak-anak menegakkan shalat diawal waktu.

4.Tercukupinya kebutuhan materi secara wajar

Suami
harus membiayai kelangsungan kebutuhan materi keluarganya sesuai kemampuannya, karena itu merupakan salah satu tugas utamanya. Namun istri tidak boleh menuntut lebih dari pendapatan halal sebatas kemampuan sang suami.

Firman Allah Subhanahuwata`ala: “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian.” (QS al-Baqarah 233)

5.Terciptanya hubungan saling pengertian

Keluarga muslim bahagia
terdapat seorang suami  yang sabar. Tidak boleh terlalu keras ataupun berlebihan kepada istri dalam menegur dan meluruskan yang salah, karena itu berarti membengkokkannya.

Rasulullah Shalallahu`alaihiwasaalam bersabda: “Nasehatilah wanita dengan baik. Sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk dan bagian yang bengkok dari rusuk adalah bagian atasnya. Seandainya kamu luruskan maka berarti akan mematahkannya. Dan seandainya kamu biarkan maka akan terus saja bengkok, untuk itu nasehatilah dengan baik.” (HR Imam al-Bukhari dan Muslim)

Dalam hal ini maka berperilakulah lemah lembut. Sabda Rasulullah Shalallahu`alaiwassalam: “Orang mu’min yang paling sempurna imannya adalah mereka yang paling baik budi pekertinya dan paling lemah-lembut perilakunya kepada ahli keluarganya” (HR Imam at-Tirmidzi, an-Nasa’i dan al-Hakim)

6.Menghindari hal-hal yang tidak Islami

Masih ingat dengan Musa finalis Hafidz Qur`an? Iya, anak berumur 5,5 tahun itu menjadi pemenang kompetisi hafal Alqur`an di sebuah stasiun televisi yang ditayangkan pada Ramadhan tahun lalu. Kabarnya, agar Musa menjadi Hafidz Qur`an, keluarga Musa menggunakan teknologi untuk mengaji. Selain dibiasakan shalat malam, sehari-hari, Musa menonton TV tapi bukan acara yang lebih banyak "haha-hihi", Musa menyetel murotal biar mudah hafal Alqur`an.

Jadi, kita tidak bisa hidup sendirian terpisah dari masyarakat. Betapa pun taatnya keluarga tersebut terhadap norma-norma agama, apabila sekitar lingkungannya tidak mendukung, pelarutan nilai akan lebih mudah terjadi, terutama pada anak-anak. Pilihlah lingkungan tempat tinggal yang baik juga tontonan yang baik.

7.Berperan dalam pembinaan masyarakat

Keluarga islami harus memberikan kontribusi yang cukup bagi perbaikan masyarakat sekitarnya (aku perlu banyak belajar tentang ini). Suami harus dapat mengatur waktu yang seimbang untuk Allah Subhanahuwata`ala (ibadah ritual), untuk keluarga (mendidik keluarga serta bercengkrama bersama istri dan anak-anak), waktu untuk ummat (misalnya mengisi ceramah atau mendatangi pengajian, menjadi pengurus masjid, panitia kegiatan keislaman) dan waktu mencari nafkah. Begitu pula dengan istri diberi kesempatan untuk bekiprah di jalan da’wah bagi muslimah disekitarnya. Wallahu’alam. (disari dari www.ummi-online.com)

Ditulis di Gedung G Unnes, 4 April 2016 dalam rangka cari referensi skripsi sambil nyambi cari apa-apa yang dibutuhkan untuk bekal pra dan pasca nikah nanti. Aku masih perlu belajar lagi.

Saturday, April 2, 2016

Pas Foto Berlatar Belakang Biru

Sumber foto: google

Perempuan mana yang tidak ingin memiliki kisah cinta berakhir bahagia. Kisah cinta bahagia bak seorang putri yang menikah dengan pangeran impiannya. Tidak jarang juga yang mengimpikan kisah cinta seperti dalam drama-drama Korea. Misalnya drama berjudul Full House, Boys Before FlowersPrincess Hour, dan drama Korea kebanyakan lainnya. Begitu juga dalam drama Taiwan yang menurutku menjadi cikal bakal merebaknya drama Korea dan sejenisnya berjudul Meteor Garden.

Alur pada drama yang disebutkan di atas sama. Sama-sama ada dua sejoli yang awalnya saling benci tapi kemudian jatuh cinta. Ya, benci jadi cinta. Segala rintangan dihadapi dari pertentangan keluarga hingga orang ketiga. Namun, akhirnya mereka bisa melalui itu semua. Hidup bersama dan bahagia.

Tidak hanya itu, barangkali tidak sedikit pula yang membayangkan cerita cintaku seperti dalam film Ada Apa dengan Cinta (AADC). Cinta yang awalnya benci pada Rangga, akhirnya jatuh hati pada lelaki yang suka dengan puisi Khairil Anwar itu. Tapi, tentunya AADC dengan akhir cerita Cinta hidup bahagia dengan Rangga (karena sampai saat ini aku belum tahu akhir cerita AADC, eh tayang bulan ini atau bulan depan AADC 2 ya? Aduh penasaran bagaimana akhir cerita penantian Cinta atas Rangga selama 14 purnama lamanya. Semoga sih bahagia).

Selain kisah cinta dalam AADC, kisah cinta impian seperti dalam buku-buku. Ayat-ayat Cinta misalnya. Siapa yang tidak mau seperti Aisyah yang mempunyai suami sholeh seperti Fahri. Walau nyatanya impian itu aku pikir ulang lagi, perlu mempersiapkan diri karena melihat diri masih jauh dari sosok Aisyah yang sabarnya luar biasa sekali.

                                                                            ***
Aku tidak phobia kamera. Tapi, hari ini aku benar-benar merasa gugup. Aku benar-benar merasa gugup bukan karena kilatan cahaya dari kamera, bukan. Tapi, hari ini aku membuat pas foto berlatar belakang biru. Foto yang akan diambil bukan untuk narsis sebagai foto diri di Facebook atau media sosial lainnya. Ini foto akan melekat pada sebuah buku. Buku sebagai tanda pencatatan oleh negara bahwa sebuah hubungan muda-mudi telah disahkan oleh Undang-Undang Langit. Apalagi kalau bukan buku nikah.

Sembari menunggu giliran untuk difoto, keluar pertanyaan dari kepalaku. Apakah ini nyata? Aku akan menikah,  ia yang ada di depan sana akan menjadi imamku? Insyaallah Ia yang tak banyak kukenali. Ia yang juga tak lebih banyak mengenali aku. Warna kesukaannya pun aku tak tahu. Apalagi apakah ia tahu? Kebiasaanku saat ini ketika santai, lebih suka menyetel murotal daripada lagu, kadang streaming radiorodja.com lewat netbook-ku, dan suka membaca cerpen juga Mice Cartoon pada harian Kompas edisi Minggu.

Giliran difoto telah tiba, bismillah kududuk tersenyum di depan kamera. Menunggu aba-aba satu, dua, tiga. Kutersadar dari bayangan tentang kisah-kisah cintaAh, tak peduli kisah cintaku seperti dalam drama Korea, film AADC, dan novel best seller atau tidak. Yang pasti sesederhana apapun kisah cinta kita, terpenting setiap orang termasuk aku punya kisah sendiri. Kisah yang seru bukan atas dasar penilaian orang lain, tapi bagaimana niat kita dan cara memaknainya atas dasar anjuran Allah Subahahuwata`ala. Insyaallah....

"Mas ke Balai Desa dan KUA minggu depan insyaallah," katanya sebelum bersama pergi mengendarai motor sendiri-sendiri. Itulah celoteh tentang pas foto berlatar belakang biru, kemantapan terhias senyum kala itu. Bismillah semoga ia mampu membimbingku. Insyaallah

Patemon, Semarang, 2 April 2016


Wednesday, March 30, 2016

Curhat Perempuan yang Ditinggal Kembarannya Nikah dan Wisuda

Sumber foto: http://daniicodecoration.com/

Adakah di antara kawan-kawan yang ditinggal nikah kakak atau adik? Atau juga ditinggal wisuda kawan-kawan seangkatan? Kalau begitu sama denganku. Tapi adakah seseorang yang ditinggal nikah dan wisuda oleh saudara kembar? Jawabannya ada. Ini dia aku orangnya. Seorang perempuan yang ditinggal saudara kembarnya nikah dan juga wisuda (ijabsah trus ijasah alhamdulillah....). Namun, serasa bahagia namun juga hampa menjadi satu jua. Bahagia, karena saudara kembarku dijemput pangeran impiannya. Hampa, serasa kehilangan partner setia. (alay ya?)

Salah satu kelakuan kurang kerjaan setelah ditinggal nikah dan wisuda kembaranku itu (padahal revisi skripsi juga numpuk) adalah melihat-lihat foto-foto jadul. Kemudian membayangkan masa-masa bersama. Misalnya, ketika makan nasi rames Krempyeng sampai Chiken Katsu di Hoka-hoka Bento bareng (baru sekali sih hehe).

Hiks... sedihnya tuh di sini (nunjuk dada). Di saat kembaranku menyiapkan sarapan untuk suami, aku di kos ngrebus mi instan sendiri. Lalu, lagi-lagi di kala malam kembaranku nonton tipi bareng suami, aku ditemani skripsi. Ya, begitulah aku saat ini.

Baiklah, kegiatanku saat mengenang masa lalu bersama kembaranku (bukan bersama mantan lho ya) kuhiasi dengan menulis blog ini. Kuingat-ingat masa kecil dulu, hujan-hujanan  berdua berlari ke sana kemari (romantis kan?), kadang juga berenang di kali, masak-masakan, dan juga main gobag sodor sampai main tali.

Kuingat-ingat sebagai saudara kembar, meski tidak semua barang serba kembar, tapi beberapa ada  yang kembar. Seperti beberapa potong baju kembar, sepatu kembar, bando kembar (dikasih Budhe Wati), sampai-sampai wadah pensil juga kembar. Hanya saja beda warna, kalau aku identik suka warna merah muda tapi saudara kembarku sukanya warna kuning.

Tidak sampai pada pakaian dan perlengkapan sekolah lainnya. Tempat sekolah di dalam kandungan yang sama, SD, SMP, SMA sampai kuliah juga sama. Jadi, rasanya memang begini punya saudara kembar. Selalu punya teman berbagi cerita, berbagi makanan, sampai berbagi baju juga. hehe

Soal berbagi baju, menjelang SMP sampai saat ini jarang sekali aku punya baju yang sama. Kadang, aku bisa pinjam baju kembaranku dan juga sebaliknya. Jadi, jangan salah di beberapa tempat aku sering menemui seseorang yang tidak aku kenal, namun menyapaku ramah sekali. Barangkali selain karena muka mirip, juga baju yang sering dipakai kembaranku itulah yang membuatku disangka Ma`rifah yang memang lebih terkenal daripada aku (ehem...).

Perihal salah orang, aku sendiri sering tidak enak sendiri. Soalnya, orang yang kurang aku kenal itu sudah seramah mungkin menyapaku dan bertanya ini itu. Bahkan sampai bertanya kegiatan organisasi dan kuliah ini itu. Tapi aku malah bengong dan baru beberapa detik kemudian balas senyum.

"Wah pasti ini salah orang. Pasti aku dikira Ma`rifah yang terlanjur lebih terkenal dariku. Sudah balas senyum  dan jawab pertanyaan apa yang kamu tahu tidak ada ruginya," batinku seraya membalas senyum. hehe

Dan aku memang sedikit banyak tahu kegiatan kembaranku, akhirnya kujawab setahuku. Sampai-sampai aku mengobrol lama dengan beberapa orang yang aku temui itu dan dipenghujung obrolan masih menyangka kalau aku Ma`rifah. Bagi yang pernah salah sangka, maaf ya?

Pokoknya suka duka jadi anak kembar apapun itu yang pasti saat ini aku sedang rindu. Iya, rindu. Rindu serindu-rindunya sama kembaranku. Bayangkan saja, aku lihat warung yang biasa jadi tempat makan berdua saja sampai ingin mewekTrus jalan di Unnes yang biasa kami jalan berdua juga begitu. Aduh... perasaan apa ini, apakah aku jatuh cinta? Eh... maksudku apakah ini benar-benar disebut cinta dalam bersaudara. (ah lebay)

Sudahlah yang penting saling mendoakan ya? Semoga kembaranku jadi istri sholehah dan bersuami sholeh yang membawanya ke jannahAamiin... insyaallah. Semoga aku segera menyusul dapat ijabsah juga ijasah. Aamiin, insyaallah.... Baiklah ini hanya sekadar celotehan tidak beraturan dari seorang perempuan yang ditinggal kembarannya menikah dan wisuda. Mohon doa dari kawan-kawan ya.... Arigatou....

Semarang, 30 Maret 2016

Friday, March 18, 2016

Wisata Kansai

Yapp, kita berjumpa lagi membahas tempat melancong menarik di area Kansai selain Osaka yang minasan. Karena sebetulnya banyak sekali tempat menarik selain dua kota besar di Jepang tersebut dan tidak kalah eksotisnya lho. Ingin tahu di manakah saja tempat itu? Mari kita simak bersama.^^

1. Kyoto Studio Park
japanguide
Sebuah taman bermain yang dibangun dengan suasana Jepang pada era Edo (1603-1867) lengkap dengan beragam fasilitas dari masa lampau. Selain Nihonbashi, terdapat replika bangunan pengadilan, kantor polisi, dan juga daerah lampu merah Yoshiwara. Selain itu, tempat tersebut juga memiliki nama lain yaitu Toei Uzumaza Studio Park. Dapat ditempuh dari Stasiun Kyoto menggunakan bus kota atau kereta Japan Railway. Tiket masuk ke dalam studio tempat syuting film bertema samurai ini seharga ¥2.200 (sekitar Rp 250.000). Di dalam studio park juga terdapat tempat penyewaan baju tradisional Jepang. Turis dapat menyulap dirinya menjadi samurai, ninja, maupun geisha. Sesuai dengan namanya, tempat tersebut adalah lokasi bersejarah bagi perfilman Jepang, yang pernah mencapai zaman emas pada era 1950-an. Di mana film besutan sutradara legendaris Akira Kurosawa juga pernah melakukan syuting di sana. Jika sedang beruntung pengunjung dapat melihat proses syuting film yang dibintangi aktor terkenal Jepang seperti Takura Kimura dari SMAP. Bahkan tidak jarang di tengah jalan mendadak terjadi perkelahian dua samurai.

2. Kobe Nunobiki Herb Garden
raksotravel
Wisata atraktif berupa kebun herbal yang konon koleksinya mencapai 75.000 jenis dari sekkitar 200 varietas tanaman herbal. Yang biasanya menjadi pusat perhatian para pengunjung –biasanya ibu-ibu- adalah kebun mawar dengan beraneka macam gradasi warna dan keharuman, bahkan ada yang menyerupai aroma sirup frambozen. Bangunan yang berdiri di dekat kebun mawar tersebut adalah museum kecil bergaya Eropa, di dalamnya terdapat koleksi alat-alat yang dipakai untuk mengekstraksi wewangian dari tanaman herbal. Ada juga toko-toko souvenir yang menjajakan berbagai barang seperti parfum, sabun, teh, hingga aneka pernak-pernik serba herbal. Nah, salah satu cara terbaik menikmati keindahan Kobe Nunobiki Herb Garden ini dengan melalui kereta gantung alias ropeway yang mampu membawa pengunjung melihat pemandangan asri dan sejuk dari ketinggian dengan jelas karena semua sisi alat transportasi ini terbuat dari kaca. Tiket kereta gantung sekali jalan ke kebun herbal ini seharga ¥900 (sekitar Rp 100.000) yang tersedia hingga menjelang petang sekitar pukul 17.00 hingga kerlap-kerlip Kobe juga mulai bisa dinikmati dari transparansi benda yang juga bisa disebut gondola itu.

3. Kuil Kumano Nachi Taisha
jalan2.blogspot
Terletak di Kota Kumano, 100 meter di sebelah selatan Osaka, tepatnya di Semenanjung Kii, Prefektur Wakayama. Wilayah ini dikenal sebagai daerah suci dan memiliki tiga kuil ternama yang disebut Kumano Sanzan, yakni Hongu Taisha, Nachi Taisha, dan Hayatama Taisha. Tempat sakral kepercayaan Shinto –yang secara harfiah bermakna “jalan para dewa”- berada di puncak bukit berhawa dingin, berdekatan dengan Air Terjun Nachi yang menjulang hingga 133 meter. Juga bersebelahan dengan tempat suci agama Budha, Nachisan Seigantoji Temple. Air Terjun Nachi sendiri merupakan air terjun tunggal tertinggi di Negeri Sakura, adalah lokasi ritual yang selalu dilakukan oleh pendeta Shinto maupun Budha setiap pagi, yang di mana hidup berdampingan dengan damai.
Kuil yang dibangun pada masa Kaisar Nintoku (313-399) ini beberapa kali direnovasi mulai zaman Tensho (1580), berlanjut ke zaman Shogun Tokugawa, Syowa, serta Showa (1983). Tiap tahun masyarakat Jepang melakukan perjalanan suci (ziarah) ke kuil-kuil tersebut dengan rute ziarah yang disebut Kumamo Kodo yang dulunya dilewati kaisar dan tentara Jepang sejak masa Heian (794-1192). Walaupun Nachi adalah tempat suci, setiap pengunjung diizinkan masuk tanpa pantangan apa pun. Nah, berkunjung ke kuil memang tidak lepas dari omamori (jimat pelindung). Selain orang Jepang, para pengunjung juga dapat membelinya sebagai souvenir. Kini tampilan omamori juga kian menarik dengan tokoh-tokoh kartun seperti Hello Kitty dan Doraemon.

4. Puri Himeji
kolak manis.com credit: lilomag.com
Puri Bangau Putih yang dikenal juga sebagai “Shirasagi Jo” di Prefektur Hyogo –sebelah Osaka- dibangun pada abad ke-14 pada masa Shogun Ashikaga. Bangunan berwarna putih mirip seperti Burung Bangau yang hendak terbang itu merupakan satu dari tiga benteng pertahanan utama di Jepang bersama Puri Kumamoto dan Puri Matsumoto. Puri Himeji yang bertingkat lima ini sering menjadi lokasi pengambilan gambar untuk drama TV dan juga film-film bertema sejara mulai dari “Ran” dan “Kagemusha” karya Sutradara Akira Kurosawa.
Memasuki bagian dalam puri, perlu ekstra tenaga saat menaiki tangga kayu yang cukup curam untuk mencapai bagian menara utama puri. Namun di sisi lain di setiap tingkatnya pengunjung disuguhi berbagai artefak yang terkait dengan sejarah pembangunan Puri Himeji seperti koleksi senjata, baju perang, dan struktur dasar puri yang materialnya terbuat dari kayu. Dan keletihan pun tidak terasa lagi setelah berada di menara utama yang tingginya sekitar 46,5 meter tersebut. Para pengunjung dapat melihat pemandangan Kota Himeji dan kawasan di sekitarnya yang hijau dan asri. Apabila berkunjung di musim semi maka wisatawan dapat menikmati hamparan bunga sakura yang sedang mekar.

Bagaimana minasan? Apakah tertarik berwisata ke sana bersama teman-teman atau keluarga? Hehe, pastinya dong. Apabila sudah berada di sana jangan kaget dengan logat Kansai-ben yang sedikit geli di telinga ya? Hihi.^^

Oh iya, jangan lupa kritik dan sarannya ya minasan? :)

Semoga bermanfaat! :D


Sumber: Koran HaloJepang! Edisi September 2014, Maret 2015, Januari dan Februari 2016

Thursday, March 17, 2016

Apa Sajakah Menara yang Ada di Jepang?

Mungkin minasan sering mendengar menara atau tower yang terkenal di Jepang seperti Tokyo Tower dan Tokyo Skytree. Namun sebenarnya ada menara lain yang mungkin hampir sama fungsinya dengan kedua objek terkenal tersebut. Yuk sama-sama kita simak dan didahului oleh maskot Jepang dulu ya.^^

1. Menara Tokyo (東京タワー/Tokyo Tower)
wikipedia

Sebuah menara di Taman Shiba, Tokyo, Jepang yang mulai dibangun pada Juli 1957. Tinggi keseluruhan 332,6 meter. Bangunan sekelilingnya lebih rendah, sehingga Menara Tokyo bisa dilihat dari berbagai lokasi di pusat kota. Jika cuaca sedang cerah maka kita bisa melihat sebagian wilayah Kanto, yaitu  Prefektur Kanagawa, Saitama, Chiba, dan Gunung Fuji. Desain menara mengikuti Menara Eiffel di Paris, Perancis. Walaupun lebih tinggi 8,6 m dari Menara Eiffel (lebih tinggi 32,6 m bila antena televisi juga dihitung), Menara Tokyo beratnya hanya 4.200 ton dibandingkan menara Eiffel yang beratnya 7.300 ton. Selain itu, Menara Tokyo juga terkenal karena sering dituliskan ke dalam setting sebuah novel maupun film animasi terkenal seperti Detective Conan ke-13 berjudul The Raven Chaser di mana Conan Edogawa melawan anggota Organisasi Hitam di Menara Tokyo. Serial monster-monster seperti Godzilla pun ikut menunjung nama objek wisata ini lewat filmnya di mana monster tersebut menginjak atau menghancurkannya (duh, repot juga menara yang mau terkenal harus mau disiksa dulu).^^

2. Menara Kyoto ( 京都タワー/Kyoto Tower)
facebook.com/kyoto fan

Merupakan menara observasi setinggi 131 meter yang terletak di seberang Stasiun Kyoto dan didesain oleh Makoto Tanahashi, seorang ahli teknik dari Universitas Kyoto. Mungkin agak jarang terdengar di telinga minasan –termasuk saya- yang baru mengetahuinya lewat menonton serial Detective Conan yang kebetulan sedang berlibur di Osaka lalu bertemu dengan teman detektifnya Heiji Hattori. Kembali ke pokok bahasan, menara ini dibuka pertama kali untuk umum pada tanggal 28 Desember 1964 usai selesai dibangun pada tahun itu juga. Minasan bisa lihat sendiri di foto jika desainnya dibuat sedemikian rupa dengan susunan baja serta kaca sehingga menyerupai lilin Jepang. kemudian banyak turis yang berkunjung di “kota jadul” ini mengatakan mampu melihat keindahan masa lampau yang bercampur zaman modern dengan melihat keeksotisan Menara Kyoto di tengah wilayah bersejarah area Kansai.

3. Tokyo Skytree (東京スカイツリー / Tōkyō Sukaiī Tsurii)
wikipedia

Sebuah menara spektakuler dengan ketinggian 634 meter ini dibuka untuk umum pada 22 Mei 2012. Salah satu dari fungsi utama menara ini untuk merelai sinyal siaran radio dan televisi. Fasilitas yang ada sekarang ini di Menara Tokyo (tinggi 333 m) tidak cukup tinggi untuk menyiarkan televisi terrestrial digital karena dikelilingi oleh banyak bangunan-bangunan tinggi. Oh ya, menara ini juga dipakai untuk setting film animasi Detective Conan ke-18 berjudul Sniper From Another Dimension yang tentu sukses mengenalkan ikon baru Jepang yang awalnya bernama “New Tokyo Tower “ ini kepada khalayak ramai di luar Jepang. Yah, setidaknya menara yang ketinggiannya melampaui Menara Canton di Guangzhou ini tidak perlu diinjak Godzilla dulu untuk bisa terkenal, hihihi. (bercanda^^)

4. Menara TV Nagoya (名古屋テレビ塔/ Nagoya TV Tower )
wikipedia

Ialah menara televisi tertua di Jepang dengan tinggi 180 meter, dibangun tahun 1954, dan populer sebagai simbol kota Nagoya. Menara ini terletak di tengah Taman Hisaya Ōdori yang sering digunakan untuk acara-acara akhir pekan. Bersebelahan dengan Menara TV Nagoya terdapat taman, terminal bus antarkota, dan pusat perbelanjaan Oasis 21 yang dibuka tahun 2002. Pembuatnya adalah Benjamin Hollis dari Seattle, Amerika. Bentuk serta desain menara ini juga mirip dengan Menara Eiffel, sebelas-dua belas dengan Menara Tokyo, hehehe. Dan lagi, menara ini juga terlibat dalam film monster terkenal Godzilla vs. Mothra tahun 1992, di mana waktu itu monster Battra menghancurkan Menara Nagoya saat tengah menyerang kota ini. Duh, lagi-lagi dihancurin monster nih, hehehe.

5. Menara TV Sapporo (さっぽろテレビ塔 / Sapporo TV Tower)
wikipedia

Menara televisi ini diresmikan pada 24 Agustus 1957. Arsiteknya bernama Tachū Naitō yang juga merancang Menara Tokyo. Terletak di Taman Odori, Sapporo, Hokkaido, Jepang yang terkenal akan Yuki Matsuri atau Festival Saljunya ketika menjelang akhir tahun. Maskot resmi menara ini bernama "Tawakkie". Ciri khasnya adalah pada matanya yang besar. Maskot ini telah kalah populer dari maskot tidak resmi yang bernama "Terebi-Tōsan" (Bapak Televisi) yang ditampilkan pertama kali pada Mei 2002. Tubuhnya berwarna merah tua dengan cawat berwarna hijau tua.

6. Menara Beppu  (別府タワー / Beppu Tower)
wikipedia

Memiliki tinggi sekitar 100 m (328 kaki) dan berlokasi di Beppu, Ōita, Jepang. Menara ini dibangun selama dua tahun dari tahun 1956 ke 1957 dan dijadwalkan dibuka secara umum pada tanggal 10 Mei 1957. Sebenarnya nama asli menara ini ialah Sightseeing Center TV Tower (観光センターテレビ塔 Kankō-sentā-terebitō) hingga tahun 1961 yang kemudian diubah secara resmi menjadi namanya sekarang, Menara Beppu. Pertama kali dipromosikan ke dalam iklan nasional sebagai tanda Delapan Neon Asahi –empat di bahasa Jepang, dan empat di bahasa Inggris.

Yuup, minasan sudah saya ajak jalan-jalan ke berbagai menara di berbagai penjuru Jepang yang cukup terkenal maupun tidak, yang pernah diinjak monster maupun belum, hehehe.^^

Terima kasih telah meluangkan waktunya untuk membaca artikel ini, mohon kritik dan saran ya.

Semoga bermanfaat! :D

Jalan-jalan di Osaka

1. Osaka Aquarium Kaiyukan
snapjapan

Merupakan akuarium raksasa yang termasuk besar dan sangat mengesankan di Jepang. Anak-anak maupun orang dewasa dapat belajar pelbagai hal mengenai kehidupan di bawah  permukaan Samudra Pasifik dengan menyenangkan dengan harga tiket masuk ¥2.300 (sekitar Rp 250.000).
Sebenarnya arti “Kaiyukan” sendiri ialah bermain di paviliun laut, cukup beda ya, hoho. Tidak mengherankan karena lokasinya berada di Tempozan Harbor Village di tepi laut Osaka, satu wilayah dengan Tempozan Ferris Wheel, wahana kincir raksasa yang menyajikan keindahan pemandangan pencakar langit Osaka dari ketinggian 112,5 meter. Tempat itupun cukup dekat dengan Universal Studio.
Osaka Aquarium terdiri dari 15 akuarium, dan akuarium tempat ikan whale shark berenang adalah yang terbesar dan merupakan atraksi utama. Kolam raksasa ini memiliki panjang 34 meter dan kedalaman 9 meter serta berisi 5.400 ton air laut. Nah, untuk menampung air laut sebanyak itu diperlukan kaca akuarium istimewa yaitu kaca akrilik untuk akuarium bagian Samudra Pasifik yang tebalnya mencapai 30 cm dan berbobot total 10 ton. Di sana juga terdapat “bintang atraksi” wisata andalan Osaka lho. Ialah Yu-chan, whale shark betina yang panjangnya mencapai 4,88 meter dan berbobot kurang lebih satu ton. Menemani bintang utama, terdapat pula “dayang-dayang” antara lain ikan pari dan ikan hiu berkepala martil.

2. Universal Studio Osaka
travelkompas

Siapa yang tidak tahu Universal Studio Jepang? Rekreasi wisata menarik yang memiliki sebuah wahana ajaib dan sensasional yaitu Harry Potter Land. Oh ya, bahkan sang pengarang J.K. Rowling juga turut memsupervisi setiap detil pembangunan wahana ini lho.
Ketika memasuki gerbang Desa Hogsmeade di wahana itu, maka akan terlihat kereta api Hogwarts Express yang membawa Harry dan kawan-kawannya dari peron 9¾ stasiun King’s Cross London menuju sekolah sihir tersebut. Selain itu, deretan toko di Hogsmeade juga menarik hati. Seperti Zonko’s Joke Shop, menjual mainan yang dapat dipakai untuk mengerjai orang seperti extendable ear untuk menguping pembicaraan. Ada juga kedai butter beer dan rasanya mirip dengan root beer -minuman yang sering dinikmati Harry dan sahabatnya untuk menghangatkan diri di musim dingin. Dengan harga ¥1.100, minuman tersebut dapat dibeli bersama mug bertuliskan butter beer pula sebagai souvenir, apabila tanpa mug maka cukup membayar ¥600.
Ada juga permainan lain di dalam kastil Hogwarts, pengunjung akan menikmati wahana naik sapu terbang bersama Harry Potter. Mereka akan merasakan seolah naik ke awan, memandang kastil dari ketinggian lalu menukik turun dengan tajam seolah akan menabrak jembatan. Yang paling menakutkan adalah ketika bertemu dementor –makhluk mistis penghisap jiwa serta kenangan bahagia- di langit yang terasa dekat dan nyata. Petualangan tersebut berakhir dengan tepuk tangan Kepala Sekolah Dumbledore serta anak-anak lain.
dailymail
Selain itu terdapat pula wahana Hippogriff, hewan liar berkepala elang dan bertubuh kuda piaraan Hagrid. Di sana hewan terbang itu disulap menjadi roller coaster kecil yang cukup menantang adrenalin.

3. Abeno Harukas
abenoharukas.com
Sejatinya ini adalah nama sebuah gedung pencakar langit setinggi 300 meter yang digadang-gadang sebagai “tanda keberhasilan” Osaka menaklukkan Tokyo yang bangunan tertingginya hanyalah menara yaitu Tokyo Skytree meski mencapai 634 meter. Konon deskripsi yang membedakan antara “gedung” dan “menara” ini juga merefleksikan sengitnya persaingan antara detektif Heiji Hattori dari Osaka lalu Shinichi Kudou dari Tokyo. Mengingat setelah Tokyo memiliki Disneyland, Osaka menyusul membuat Universal Studio.
Terdapat pula stasiun, hotel, museum seni, hingga pusat perbelanjaan hingga observation deck di gedung kebanggaan Osaka ini. Pusat perbelanjaan Kintetsu di dalamnya merupaka yang terbesar di Jepang dengan luas 100.000 meter persegi. Wisatawan juga dapat naik melihat seantero kota dari observation deck di tiga lantai teratas yaitu lantai 58 sampai lantai 60. Lantai tersebut dapat dicapai dengan elevator dari lantai 16 setelah sebelumnya membayar tiket seharga ¥1.500 (sekitar Rp 150.00).
Abeno Harukas merupakan landmark baru bagi kota yang kondang dengan makanan lezat itu mampu menyajikan keindahan dari atap di mana tersedia helipad atau tempat pendaratan helikopter. Di sana pengunjung dapat merasakan sensasi menapakkan kaki 300 meter di atas permukaan tanah. Namun perlu akses khusus siapa sajakah yang boleh naik ke area itu di mana kerlap-kerlip kota saat senja tiba sungguh menawan. Dan apabila cuaca cerah, cukup banyak yang bisa dilihat dari ketinggian, misalnya Menara Kyoto.

Cukup sekian jalan-jalan singkat tapi padat ini, hehe. Jadi sekarang minasan tahu dong tempat wisata menarik selain di ibukota Jepang yaitu Tokyo karena Osaka juga tidak kalah populernya. :)

Mohon kritik dan sarannya juga ya minasan?^^

Semoga bermanfaat! :D


Sumber: Koran HaloJepang! Edisi Oktober 2014, April dan Desember 2015

Penting Tidak Sih Perayaan Valentine dan White Day?


gemaikm credit Islampos

Mungkin bagi minasan topik ini sering diangkat oleh banyak orang menjelang bulan cinta (heleh) yaitu Februari dan akan berdendang lagi menjelang bulan Maret.

Ehem, memang budaya memberi cokelat ini sebenarnya baik-baik saja, hanya saja hal yang lain berbuntut padanya biasanya memiliki image negatif dan anehnya sudah menjadi rahasia umum di tengah kalangan masyarakat khususnya Indonesia yang cenderung suka ikut-ikutan budaya luar negeri untuk sebatas fun dan sekadar ingin keren saja. Bagaimana? Fakta bukan?

komentar tokoh Conan dan Ai mengenai valentine. Sumber: facebook.com/kata-kata bijak tokoh anime

Nah, yang saya temui orang Indonesia juga mulai merangkak nih tahap “lebaynya” dengan meniru hal yang dilakukan di Jepang. Minasan tentu tahu Jepang adalah negara yang juga menyerap hal awalnya dilakukan di luar negeri serta asing lalu dengan sedikit perubahan pun mampu menjadikannya bercita rasa “Jepang”.

Di sini saya tidak akan panjang lebar menjelaskan asal usul valentine yang tidak perlu saya ungkapkan secara terang-terangan karena umat Muslim pasti tahu kalau itu adalah hal yang mudharat –serta tidak mau menyinggung umat agama lain tentunya. Hanya saja saya ingin memaparkan bahwa “fanatik” dalam  hal yang sebenarnya merepotkan dan belum tentu membuat kita mendapatkan ridha Allah ini perlu dihentikan sebagai bentuk ketaatan kepada Sang Maha Pencipta.

Yup, langsung ke pembahasan. Inilah beberapa “istilah” yang tidak asing di telinga anak-anak muda di Jepang, silakan menyimak.^^

1. Giri Choco
Jika diartikan secara harfiah kata “giri” berarti kewajiban. Jadi biasaya Giri Choco diberikan wanita kepada seorang pria yang dianggap sebagai rekan kerja atau kawan biasa di mana si wanita tidak merasa ada ketertarikan khusus terhadap orang tersebut. Biasanya Giri Choco adalah cokelat yang dibeli di pasar swalayan dengan harga lebih murah. Seorang wanita bisa menghabiskan uang cukup banyak demi membeli cokelat ini untuk diberikan kepada teman-temannya.

2. Honmei Choco
Jika diterjemahkan secara harfiah kata “honmei” dapat dimaknai “perasaan sesungguhnya”. Jadi ini adalah cokelat yang diberikan seorang wanita kepada pria yang benar-benar dianggap istimewa olehnya. Cokelat ini biasa diberikan wanita kepada pacar, suami atau seseorang yang dia ingin supaya bisa menjadi pasangannya. Biasanya Cokelat Honmei lebih mahal dan mewah daripada Cokelat Giri. Atau cokelat ini juga bisa dibuat atau diolah sendiri oleh sang wanita untuk menunjukkan betapa istimewanya sang pria di mata wanita itu. Biasanya minasan sudah mulai bisa melihat cokelat-cokelat mulai dipajang di toko dan pasar swalayan sejak pertengahan Januari. Sehari sebelum valentine biasanya toko-toko akan penuh dengan segala jenis cokelat, alat masak dan tentu saja para wanita. Mungkin hampir persis seperti di minimarket yang menawarkan beberapa paket cokelat yang ukurannya fantastis karena mencapai berat satu kilogram!

3. Fami Choco
Fami” di sini maksudnya keluarga. Jadi ini adalah cokelat yang diberikan ke anggota keluarga.

4. Tomo Choco
Jika diartikan kata “tomo” berarti teman. Jadi ini adalah cokelat yang diberikan antarwanita yang punya hubungan pertemanan.

5. My Choco/Jibun Choco/Gohobi Choco
Kata “jibun” dalam bahasa Jepang artinya ialah “diri sendiri”. Jadi ini adalah cokelat yang dibeli untuk dinikmati sendiri.

6. Sewa Choco
Arti “sewa” adalah merawat atau mengurus. Maknanya ini adalah cokelat yang diberikan kepada orang yang membantu merawatmu.

7. White Day
Diperingati di Jepang tanggal 14 Maret, tepat sebulan sesudah hari valentine. Inilah hari untuk para pria yang bulan lalu diberi cokelat oleh seorang, dua atau lebih wanita. Namun, pemberian itu tidak gratis loh, karena giliran White Day ini para pria yang wajib membalas pemberian tadi.

Memang, saya tidak menutup fakta kalau hasil nyata dari valentine adalah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi tapi apakah hanya demi itu umat Muslim tega menggadaikan imannya? Ingatkah bila menyerupai suatu kaum maka kita akan digolongkan kepada kaum tersebut?

Minasan tahu persislah, umat Muslim hendaknya mengacu pada Al-Quran dan hadis jika hendak menentukan apakah hal yang dikerjakannya itu baik atau tidak, mendatangkan pahala atau dosa, serta sebagainya. Bukannya asal ikut-ikutan ngetrend saja.

Saya mengutip sebuah surah yang masih berhubungan dengan pembahasan saya kali ini mengenai Allah yang menyuruh hamba-Nya untuk waspada pada kelompok yang banyak.

“Dan jika kamu menuruti banyak orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta.” [QS Al-An’am(6):116]

Huff, saya pribadi sih berpikir kalau seiring berlalunya zaman ternyata budaya ini jadi makin ribet ya. Makin banyak klasifikasi cokelat yang seakan menuntut untuk segera dibeli dan akan menimbulkan rasa kurang puas jika tidak menurutinya. Hidup terasa dikejar ya? hehe.

Yosh, cukup di sini pembahasan saya. Mohon kritik dan saran ya minasan?^^

Semoga bermanfaat! :D

Thursday, February 18, 2016

Keeksotisan Hotel Klasik di Jepang

Apa yang terlintas di benak minasan ketika mendengarkan frasa “hotel klasik”?

Apakah hotel yang terkesan zaman dulu banget? Atau hotel yang bernuansa Eropa banget karena berhubungan erat dengan masa kolonial? Atau hotel tradisional kuno? Atau jangan-jangan hotel yang sudah lama, lemah, dan lapuk diterpa zaman? Hihi.^^

Yup, jawabannya ada di sekitar kalimat yang sudah saya terangkan di atas. Hotel klasik yang bercita rasa Eropa, dibangun di zaman penjajahan dulu serta biasanya memiliki prestise tinggi di kalangan bangsawan maupun orang terkemuka dunia lainnya. Nah, di sini saya akan menjelaskan empat hotel tersebut yang ramai digandrungi wisatawan yang menginginkan suasana nostalgia.

kayak.com

1.Hotel Nikko Kanaya (日光金谷ホテル) yang dibuka pada Juni 1873 dan terletak di Nikko, Prefektur Tochigi, Jepang dan merupakan salah satu oldest western-style hotel di Jepang. Pada masa lalu banyak diplomat luar negeri dan para intelektual yang mengunjungi hotel ini untuk menghindari rasa gerah dan panas di pusat kota Tokyo. Orang terkenal seperti Dr. Albert Einstein and Helen Keller pun pernah bermalam di hotel ini. Jika mengunjungi Hotel Nikko Kanaya dijamin kita bisa merasakan perpaduan antara gaya Jepang dan Barat lewat keindahan arsitektur bangunannya.

 us.jnto.go.jp

2.Hotel Hakone Fujiya Di Hakone, Jepang, terdapat salah satu hotel klasik yang dikenal sejak tahun 1878 yang memiliki banyak tamu istimewa seperti Charles Chaplin, Helen Keller, John Lennon, Pangeran Albert (kelak menjadi George VI) Inggris, Pangeran Swedia yang juga Putra Mahkota serta rombongannya, Kaisar Showa, dan masih banyak lagi. Selain itu, para pengunjung dapat mengamati keindahan arsitektur bangunan dan dapat menerima pelayanan level “bangsawan” yang diberikan oleh pihak hotel demi mengisahkan keeksotisan dan sejarah panjang mengenai hotel klasik tersebut. Hotel ini terletak tepatnya di Miyanoshita, di tengah area Hakone, sehingga memudahkan perjalanan antar daerah, di mana para turis lebih memilih untuk berwisata di area Hakone atau berbelanja di Gotemba Outlet Mall.

tripadvisor

3.Hotel Karuizawa Mampei “Hotel Mampei” di Karuizawa Jepang adalah hotel klasik yang memiliki sejarah dan tradisi yang panjang serta terletak di daerah yang bersuasana hijau. Dibuka pada tahun 1894 sebagai hotel bergaya Barat tetapi kemudian didekorasi ulang menjadi penginapan ala Jepang tahun 1764. Yang menarik tentang hotel ini ialah memiliki atmosfer tersendiri mengenai “kejadulan” serta kita dapat menikmati kenyamanan dengan berbagai pelayanan ramah di waktu yang bersamaan. Hotel ini sangat dicintai oleh banyak pengunjung domestik maupun mancanegara. Contohnya saja John Lennon  yang menghabiskan empat musim panasnya di sini sejak tahun 1976 hingga 1979 bersama istrinya yang berasal dari Jepang serta putranya. Pada tahun 1972 Perdana Menteri Tanaka serta Asisten Presiden Amerika Kissinger mengadakan rapat di ruang Sakurano-ma di Hotel Mampei. Dari tahun 1945 ke 1952 seusai perang dunia, hotel ini diakomodasi oleh Amerika sehingga sebagai penyesuaian diri, beberapa staf pekerja yang berasal dari Jepang juga masih menjalani pelatihan budaya untuk meningkatkan kemampuan mereka berbahasa Inggris.

Bagaimana minasan, mau memilih menginap di mana? Yang pasti di manapun akan terasa seru dan menyenangkan asalkan isi kocek memadai, hehe.^^

Semoga bermanfaat! :D

Wednesday, February 17, 2016

Bromo: Gunung Berapi dan Lautan Pasir yang Indah

 
Ada tidak dari kawan-kawan yang menjadikan akhir pekan sebagai ajang untuk menjadi liburan? Ya, ajang pergi-pergi ke tempat wisata begitu. Barangkali tidak sedikit di antara kawan-kawan yang begitu ya? Tapi kalau aku sebagai mahasiswa yang masih minta duit sama orang tua, pergi-pergi (jalan-jalan) hanya sebatas jika ada kesempatan dan pastinya juga ada uang (meski beberapa perjalanan tidak harus membawa uang, tapi setidaknya bawa uang walaupun sisa-sisa uang saku bulanan untuk jalan-jalan). hehe


Celoteh kali ini akan membahas mengenai Gunung Bromo (2770 Mdpl). Pasti sudah banyak yang tahu dan sering berwisata ke sebuah gunung di Jawa Timur ini ya? Jujur nih, ini pertama kali aku ke gunung yang dekat sekali dengan Suku Tengger ini. Alhamdulillah aku bisa pergi-pergi ke Kawasan Gunung Bromo karena ada kesempatan dan gratis alhamdulillah.

Tepatnya tiga tahun lalu di Novermber-Desember bersama teman-teman Forum Unit Kegiatan Mahasiswa Unnes, aku untuk pertama kali melihat keindahan pemandangan di kawasan Gunung Bromo. Bagi kamu yang pernah ke Gunung Bromo pasti setuju dengan pendapatku kalau Gunung Bromo dan kawasan yang meliputinya itu indah. Iya, kan? 

 
Siapa yang tidak bersyukur menjadi saksi keindahan alam Indonesia. Pagi hari aku berangkat dari tempat aku menginap di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Probolinggo menuju puncak Pananjakan. Di sana cahaya fajar bagai lukisan berwarna keemasan menghiasi kawasan Gunung Bromo begitu memanjakan mata.


 Kemudian, lautan pasir dan Gunung Bromo dengan uap kawah putihnya seperti secangkir kopi panas dengan amparnya. Setelah turun dari puncak Pananjakan dilanjutkan menuju puncak Gunung Bromo. Sebelum sampai puncak, kita akan dihadang oleh lautan pasir. Kemudian jika angin cukup kencang, kadang terjadi badai pasir juga (aku sarankan membawa kacamata).

Menurut saudara kembarku yang sudah manaklukan gunung-gunung tertinggi di Pulau Jawa (Semeru, Merapi, Lawu, dll), Gunung Bromo termasuk mudah untuk didaki (bahkan bisa dibilang sangat mudah). Hal ini karena ada jalur tangga yang mempermudah pendaki menuju puncak (coba ingat iklan minuman energi yang dibintangi Chris Jhon). Benar saja, tidak sampai 20 menit, aku sampai di puncak Gunung Bromo. Di atas puncak dapat terlihat uap panas kawah dari dalam gunung dan hamparan pasir yang luas.

Keindahan alam di gunung yang melingkupi empat kabupaten (Probolinggo, Malang, Pasuruan, dan Lumajang) ini lebih sempurna dengan keindahan sikap dari penduduk lokal (known localy). Penduduk lokal itu adalah Suku Tengger. Sejak sekolah, aku sudah mendengar suku yang sebagian besar adalah petani sayur ini. Akhirnya rasa penasaranku terbayar juga bertemu dan berbincang langsung dengan Suku Tengger.


 Sejak pertama kali bertemu, penampilan Suku Tengger di Kawasan Wisata Gunung Bromo mudah dikenali. Kala itu aku lihat kebanyakan laki-laki memakai ikat kepala, sarung melintang di bahu. Aku kurang tahu apakah itu kebiasaan yang hanya dilakukan oleh Suku Tengger saja atau juga masyarakat di sekitar sana. Namun, sepanjang yang aku temui di Balai Desa (ketika kegiatan bakti sosial pengobatan gratis dari Unnes di sana) Suku Tengger berpenampilan seperti itu. Berbeda dengan perempuan, mereka memakai kain (kebanyakan memakai kain jarik) yang dua ujung diikat dileher dan membiarkan ujung lain tergerai menutupi dada atau punggung (aku pikir itu berguna untuk melindungi diri dari hawa dingin di Kawasan Wisata Gunung Bromo).


Ini salah satu perjalanananku menilik wajah Indonesia di Kawasan Wisata Gunung Bromo yang mengesankan. Foto-foto yang aku ambil dari hasil jepretan sendiri semoga bisa dinikmati ya? (pernah belajar fotografi bareng sama sahabat-sahabatku sesama pegiat Pers Mahasiswa Unnes) Sebenarnya banyak hal yang ingin aku sampaikan, tapi berhubung skripsi belum kelar-kelar. Sampai di sini saja celoteh perjalanan hari ini ya? Besok atau kapan-kapan lagi. Insyaallah Sampai jumpa, selamat menilik wajah Indonesia di Kawasan Wisata Gunung Bromo, Mblo! 


  Semarang, 17 Februari 2016

Thursday, February 11, 2016

Moment in Golden Week

dailyjapan
Minasan pasti pernah mendengar istilah “Golden Week” atau yang bisa diterjemahkan “Minggu Emas” bukan?

Ehem, memang sih sebatas pengetahuan umum Golden Week disebut sebagai “hari liburnya orang Jepang”. Nah, apakah hanya itu?

Ditelusur dari sejarahnya, Golden Week adalah periode di akhir bulan April hingga minggu pertama bulan Mei di Jepang yang memiliki serangkaian hari libur resmi. Sebutan lainnya ialah Ōgata renkyū (大型連休, liburan berturutan skala besar) atau Ōgon shūkan (黄金週間, minggu emas). Periode Golden Week bergantung pada tahunnya, tapi dimulai sekitar 29 April dan berakhir sekitar 5 Mei. Bisa dibilang juga Golden Week adalah musim liburan yang “kebetulan”. Hal ini karena ada empat hari libur nasional dalam periode tersebut dan ditambah dengan hari sabtu dan minggu yang memang hari libur reguler. Selain itu, perusahaan dan industri sering meliburkan para pekerjanya pada tanggal 1 Mei untuk memperingati Hari Buruh (Rōdōsai) meski di Jepang tidak masuk dalam kalender libur nasional.

golden-week/google

Adapun hari libur nasional tersebut yaitu:
1. Tanggal 29 April, Showa Day. Hari untuk memperingati ulang tahun kaisar Showa, yang meninggal tahun 1989.
2. Tanggal 3 Mei, Hari Konstitusi.
3. Tanggal 4 Mei, Greenery Day. Untuk memperingati alam dan lingkungan atau sering disebut dengan hari berkebun, karena kaisar mereka sebelumnya yang memang suka berkebun.
5. Tanggal 5 Mei, hari anak.

Istilah Golden Week merupakan salah satu contoh kosakata bahasa Jepang yang ditulis dan dibaca seperti bahasa Inggris tapi merupakan istilah bahasa Jepang (wasei-eigo). Setelah pemerintah Jepang menetapkan undang-undang hari libur pada tahun 1948, gedung-gedung bioskop kebanjiran penonton yang menghabiskan hari libur di akhir bulan April dan minggu pertama bulan Mei dengan menonton film. Pada waktu itu siaran televisi belum ada dan rakyat senang menghabiskan liburan dengan pergi menonton bioskop, berbelanja di toko serba ada, atau bepergian ke tempat wisata yang dekat-dekat bersama keluarga maupun teman.

Tentu saja, kesempatan yang sangat langka dan hanya terjadi sekali dalam satu tahun ini pantas disambut dengan penuh suka cita dan merupakan hari liburan yang sangat ditunggu-tunggu oleh banyak orang, mungkin padatnya bisa dibilang hampir sama dengan fenomena libur lebaran di Indonesia karena banyak yang pulang ke kampung halaman laiknya orang Indonesia yang tengah mudik. Pada waktu Golden Week ini, travel dan hotel menjadi full booked, kereta api dan shinkansen dipenuhi dengan penumpang hingga sebagian harus berdiri, dan jalan bebas hambatan menjadi macet. Maka dari itu kebanyakan juga ada yang memilih untuk berlibur ke luar negeri, karena berlibur di dalam negeri tidaklah menjadi lebih murah, bahkan cenderung lebih mahal. Anak-anak muda kelihatannya juga demikian karena apabila setiap Golden Week hanya nongkrong di Shibuya, Harajuku, Shinjuku ataupun Akihabara mungkin sudah terlalu mainstream, hoho.^^

Selain itu, cuaca yang sejuk di waktu Golden Week –karena tidak terlalu dingin dan tidak panas- dimanfaatkan untuk penyelenggaraan matsuri atau festival di berbagai daerah di Jepang, yaitu Naha Hari Festival, Hakata Dontaku, Festival Bunga Hiroshima, Hamamatsu Matsuri, serta Hirosaki Sakura Matsuri. Wah, kebayang banget kan ramenya dan sesaknya Jepang minasan?^^

Hmm hmm, dibandingkan Indonesia yang memiliki banyak waktu liburan serta “hari kejepit” bukankah kita lebih sering memiliki masa rileks di tengah waktu bekerja atau sekolah?

Mengapa kita malah tidak semaju dan secemerlang Jepang yang terkesan “full and crowded” tersebut? Hayo hayo hayo :3

Yuk minasan, let’s thinking and changing for better life! :D

Wednesday, February 3, 2016

Kendala Apa yang Dihadapi saat Mengerjakan Skripsi?

bakomubin.com
Ada beberapa hal memang sulit, tapi pantas untuk dikerjakan. 

Jalan kampus Universitas Negeri Semarang (Unnes) nampak begitu lengang. Bukan karena slogan Kampus Bebas Kendaraan (yang sekarang menurutku perlu digalakkan lagi), namun jalanan lengang karena mahasiswa sedang libur semester yang masih berlangsung sampai 29 Februari nanti.

Berbeda di hari aktif kuliah di Unnes yang akan nampak lebih banyak mahasiswa kumpul di gazebo kampus, nongkrongin Wifi di Perpus Pusat, antri di depan ATM, beli makan di Warteg, sampai jajan es Dawet Ayu di dekat embung Unnes (eh karena kebijakan kampus -yang aku kurang tahu alasan pastinya apa- pedagang kaki lima sekarang sudah tidak boleh berjualan di sana. Kalau ada yang tahu, sekarang Mas Penjual Es Dawet Ayu pindah jualan di mana ya? Udah lama tidak beli Es asal kota kelahiranku itu).

Hari ini barangkali kebanyakan lalu lalang di kampus adalah mahasiswa yang sedang menyusun skripsi atau mahasiswa yang sedang ada kegiatan organisasi. Berbicara skripsi, hari ini aku ke kampus lagi. Lama aku tidak "nampak" di kampus, ada rasa rindu juga untuk berada di sana. Seperti kita kadang rindu akan rumah (ibaratkan Gedung B4 sebagai rumah), rindu itu bukan karena barang-barangnya, namun orang yang ada di dalamnya. Mereka seperti dosen, kawan-kawan seperjuangan, dan orang-orang lainnya yang pernah mengisi di hidupku di sana.

Tak hanya itu, saat aku melihat gedung itu. Aku seperti melihat diri di masa lalu. Waktu masih aktif kuliah, setiap pagi jika ada kesempatan, bertegur sapa dengan ibu paruh baya behijab yang menjadi petugas kebersihan di sekitar gedung. Tidak cukup di situ, aku juga melihat diri sedang mengikuti kuliah (sambil mengantuk) di kelas-ini benar-benar kebiasaan buruk. Setelah kelas selesai dan sudah masuk waktu shalat, aku antri shalat di Mushala sederhana (yang dikelola oleh kawan-kawan Rohis Lire Kaiwa) di pojok gedung B4 bersama kawan-kawan. Selepas itu, bercanda dengan kawan-kawan di bawah tangga gedung B4, atau duduk di tangga samping dekanat Fakultas Bahasa dan Seni (FBS). Lalu, kadang juga jika jeda kuliah masih panjang, memilih ke perpustakaan jurusan yang menjadikanku kenal dengan penjaga perpustakaan Mas Kholid (kalau Unnes ada reward untuk penjaga perpustakaan terramah, pasti lelaki beberapa bulan lalu menikah ini masuk nominasi).

"Hei... mana oleh-olehnya?"

"Oleh-oleh?" jawabku bingung.

"Iya, kabarnya kamu udah sampai ke Jepang," canda  Mas Khalid padaku yang heran sudah lama tidak pergi ke perpustakaan jurusan.

"Hm... aamiin... hehe...." sambil meringis mengamini, menanggapi candaan dari Mas Kholid.

Langkah demi langkah kuyakinkan diri menaiki tangga Gedung B4 Jurusan Prodi Pendidikan Bahasa Jepang, Unnes. Aku kenal betul gedung yang aku datangi ini, hanya saja cat baru yang digunakan memberi kesan berbeda. Warna putih terang memberi kesan lebih dinamis bagi pengunjung di sana. Aku masih menaiki tangga. Tangga yang tidak begitu tinggi itu kenapa begitu berat rasanya untuk kunaiki? Agaknya bukan karena banyaknya anak tangga, namun kurasa karena banyaknya beban pikiran buruk yang kubangun sendiri.

Pikiran buruk macam apa yang kubangun? Ya apalagi, tentu saja pikiran akan dimarahi dosen (walaupun nyatanya bukan kemarahan yang aku dapatkan, tapi nasehat yang menguatkan). Hal itu memang laik aku terima atas tindakanku selama ini. Bayangkan saja, sejak pertengahan Mei (tahun lalu) itu berarti hampir satu tahun aku tidak menginjakan kaki ke kampus untuk bimbingan. Memang benar-benar kebangetan bukan? 

Apa yang aku lakukan ada alasan. Namun, alasan-alasan yang kubangun sendiri setelah aku renungi itu hanya bentuk keegoisan diri. Pertama, alasan bekerja  paruh waktu (arubaito). Ketika alhamdulillah orang tua masih bisa memberi nafkah, penting mana mengerjakan skripsi sama bekerja? Tentu saja mengerjakan skripsi. Cari pengalaman? Boleh-boleh saja, tapi jika berlarut-larut kewajiban tidak dikerjakan itu tetap namanya kebangetan.

Perlu sebagai pelajaran diri, jika memang mau arubaito boleh saja. Namun, harus bisa bagi waktu antara bimbingan dan arubaito.  Sebenarnya aku bisa arubaito sambil bimbingan karena Mbak Ratna sang pemilik toko memperbolehkanku untuk izin bimbingan sambi bekerja. Tapi lagi-lagi karena keegoisanku, aku menyia-nyiakan kesempatan itu.

Kedua, alasan sakit mata. Bolak balik rumah sakit selama satu bulanan memang cukup menyita tenaga dan waktu. Tapi masa iya, sampai tidak bimbingan. Emang cek darah sampai memakan waktu berhari-hari, nggak kan? Tapi menurutku penyembuhan juga butuh waktu. Nah daripada di kos, mending waktu penyembuhan sambil ke kampus ketemu kawan lama. Penyembuhan kan bukan hanya dari obat dokter tapi transfer energi positif orang lain juga bisa membantu.

Nah kalau kumpul sama kawan-kawan kan bahagia, kalau udah bahagia rasa sakit berkurang. Jadi mudah sembuh deh. Bagaimana dengan alasan : kawan lamaku udah banyak yang lulus. Nah meski tinggal sedikit kawan seangkatan, bertemu dengan kawan yang sama-sama belum lulus kan juga ibadah, saling menguatkan, saling tukar pikiran. Hmm... betul juga ya? Alhamdulillah sakit mataku udah sembuh, jadi alasan sakit mata sampai tidak bimbingan adalah alasan egois selanjutnya. Semoga Allah Subhanahuwata`ala menjaga penglihatanku. aamiin insyaallah

Setelah aku pulang bimbingan kemudian menelisik isi hati, alasan utama aku lama tidak bimbingan adalah bingung memulai dan dilanda rasa malas. Benar saja, lama aku merasa galau bingung bagaimana memulai mendapatkan masalah untuk skripsi. Sampai akhirnya mendapatkan jalan untuk studi pendahuluan, lalu malas menyelesaikan. Hal itu karena data studi pendahuluanku berupa rekaman, dan aku perlu berjam-jam mendengarkan ulang. Belum lagi mengalihkan ke bentuk tulisan (itu aku lakukan sampai berhari-hari).

Namun, Alhamdulillah, akhirnya sejak jarang mendengarkan musik melalui headset dan kuhapus musik galau yang kupunya (diganti dengan beberapa murotal Alquran biar nggak jadi jomblo yang galaunya keterusan hehe)telingaku bertahan (meskipun berasa berdengung) digunakan untuk mendengarkan, mengulang, dan megalihkan suara dosen ke dalam teks selama berjam-jam. Dan ternyata rasa malas itu aku lawan, alhamdulillah Allah Subhanahuwata`ala memberi kekuatan untuk menyelesaikan studi pendahuluan.

Jadi, setelah mendapat bimbingan dan nasehat dari Ai sensei dan Andi sensei, begitu juga arahan dari Kaprodi baru Silvi sensei, aku sadar ada beberapa hal yang harus aku selesaikan. Ada hal yang urgent dan importan untuk dikerjakan bukan? Meski demikian, jika aku diminta untuk berhenti menulis di blog, aku katakan maaf belum bisa. Aku belum bisa berhenti menulis celoteh di blog-ku ini. Mau bagaimana lagi, meskipun tulisanku berantakan, ini termasuk hobi. :) Akhir kata, がんばれば、できる!
(Ganbareba, Dekiru!)。

Unnes Sekaran, Semarang 3 Februari 2016


Friday, January 29, 2016

Perempuan Seperempat Abad

tunas tumbuhan
pixabay.com
Nandemo shigoto ga aru noga kokorode shite, Kamisama no tameni hataraito shiteiru....

Sudah seperempat abad lebihnya delapan hari (jika dihitung dari tanggal 21 sampai hari ke-29 di Januari ini) aku menghirup udara yang alhamdulillah melimpah ruah dan gratis di belahan negeri Indonesia ini. Hal ini perlu aku syukuri mengetahui kebakaran hutan di Sumatra dan Kalimantan masih menyisakan asap di paru-paru warga di sana. Tak terkecuali paru-paru anak-anak, orang tua, dan orang yang sebaya dan senasib denganku barangkali. Bahkan ada di wilayah negara Tiongkok, polusi karena asap pabrik dan kendaraan bermotor juga sedemikian mengancam jiwa. na`udzubillah....

Ya, apa yang aku jalani dan hadapi pantas aku syukuri bukan? Selama 25 tahun aku hidup bersama keluarga, saudara, sahabat, dan orang-orang di sekitarku dengan segala keadaan yang ada. Tingkah laku, perkataan, dan segala persinggunganku dengan mereka membuatku menjadi sosok seperti sekarang. Seorang perempuan dengan segala kekurangan yang musti perlu dibenahi. Perempuan seperempat abad dengan masalah-masalah yang perlu dipecahkan. Perihal kuliah, jodoh, pekerjaan, dan masalah dunia lainnya yang jika dipikirkan satu-satu tidak ada habisnya.

Kuliah misalnya, tidak tanggung-tanggung 6,5 tahun sampai sekarang aku masih menjadi mahasiswa (tepatnya mahasiswa semester akhir). Lama aku betah di Unnes, begitu juga lama aku tinggal di rumah Budhe-ku, sampai-sampai bisa dibilang domisili Kelurahan Patemon, Gunungpati, Semarang (ya iyalah lha wong tinggal sampai lebih dari lima tahun di sini). Pahit manis asam asin menjadi anak kos sudah aku rasakan. Apalagi menjadi mahasiswa semester akhir yang jomblo (sampai halal insyaallah) pula.

Jodoh bagaimana? Ijasah belum dapat begitu juga ijabsah. Aku punya mimpi menikah di usia 21 tahun. Keinginan itu semakin menjadi setelah tahu beberapa artis terkenal memutuskan untuk menikah muda, seperti Nia Ramadhani dan Marshanda (hehe). Namun kenyataan tak selalu semanis harapan, sampai sekarang aku belum nikah juga. Jika merujuk pada kenyataan di desaku, usia 25 tahun adalah usia matang bahkan usia melampaui matang untuk menikah yang dianggap oleh kebanyakan warga di desaku. Usia yang jika aku menilik kawan-kawan angkatan 1991 (terutama teman Sekolah Dasar dulu), kebanyakan sudah menikah tiga sampai lima tahun lalu. Bagaimana denganku? Mengenai pasangan jangan ditanya, semoga dijaga menjadi jomblo sampai halal olehNya. Insyaallah

Rasanya lambat sekali apa yang aku capai dalam hidup ya? Astaghfirullah.... Aku memang perlu muhasabah diri. Baiklah... banyak harapan belum menjadi kenyataan, tapi apapun yang dihadapi dan dijalani semoga di usia seperempat abad ini menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Tidak hanya itu, semoga dimudahkan jalan untuk menimba ilmu bekal membina rumah tangga insyaallah eh pastinya bekal akhirat juga. Aamiin insyaallah

Aku teringat sebuah nasehat yang aku benar-benar lupa dapat dari mana, yaitu Nandemo shigoto ga aru noga kokorode shite, Kamisama no tameni hataraito shiteiru.... Artinya kurang lebih begini: Whatever you do, work with your heart, as working for the Lord. Bismillah....

Terima kasih untuk kamu, kalian, dan siapa saja. Terima kasih atas doa-doa baik yang dengan ikhlas dipanjatkan. Terima kasih atas izinNya sehingga kau, kalian, dan siapa saja telah hadir dan kemudian ada juga yang pergi. Meski beberapa kepergian perlu berdamai dengan diri untuk melepaskan. Terima kasih, terima kasih membantuku memaknai kehidupan....


Patemon, Gunungpati, Semarang, Jumat 29 Januari 2016

Thursday, January 28, 2016

Membudayakan Membaca Buku di Indonesia? Pasti Bisa Kok!

getscoop.com
Apa yang berputar di pikiran minasan jika mendengar kata “buku”?

Apakah menyenangkan? Membosankan? Kuno? Atau memuakkan?

Mungkin bagi sebagian masyarakat Indonesia, kebiasaan membaca buku belum begitu mendarahdaging. Mengingat masa kecil saya diisi dengan berbagai tayangan menarik di televisi dan sekarang pun rasanya makin parah karena anak-anak kecil dijejali oleh sinetron yang mengandung unsur kurang pas untuk penunjang pertumbuhan para penerus bangsa kita. Selain itu, image buku pun lekat dengan kutu buku atau orang yang saking seringnya membaca buku sampai memiliki kacamata tebal yang bertengger di hidungnya serta mendapat predikat cupu di kalangan teman sebayanya.

Lalu kalau begini bagaimana nasib masa depan Indonesia? Apakah dapat dibangun generasi yang berkualitas dan paham masalah serta melek solusi jika setiap hari yang masuk ke otaknya hanya itu-itu saja?

Uhm, untuk itu Indonesia perlu menilik apa saja rahasia negara maju dalam meningkatkan ilmu pengetahuan masyarakatnya. Contohnya saja Jepang melalui budaya membacanya.

Di Negeri Sakura tersebut, jika kebanyakan orang masa kini selalu sibuk dengan ponsel pintarnya saat berada di transportasi umum, maka kita akan disuguhi pemandangan yang berbeda saat berada di Jepang. Hampir kebanyakan orang di sana selalu membaca buku atau komik saat bepergian untuk mengusir rasa bosan. Jika ada yang berkutat dengan smartphonenya pun mungkin membaca buku lewat gadgetnya. Berbeda dengan di Indonesia yang tatkala bosan lebih suka mengobrol dengan temannya atau sibuk ketak-ketik chat di sosmednya yang bejibun itu.

Ada pula “Tachiyomi”, salah satu kegiatan membaca gratisan yang dilakukan sambil berdiri di toko buku (tachi: berdiri, yomi: membaca). Di Jepang, banyak toko buku yang menyediakan buku-buku yang plastik pembungkusnya sudah terbuka, sehingga dapat dimanfaatkan oleh banyak orang untuk melakukan kegiatan tachiyomi ini. Penjual toko buku ini pun banyak yang membiarkan begitu saja kegiatan tachiyomi ini. Ia tidak takut merasa rugi akibat banyaknya pembaca yang berniat membaca gratisan tersebut. Ia malah berprinsip, semakin ramai tachiyomi yang ada di tokonya maka semakin banyak kemungkinan orang tersebut membeli buku pada keesokan harinya atau hari lainnya. Bisa dilihat perbedaannya dengan di Indonesia yang menjaga buku bersegel dengan pengawasan CCTV dan penjaga toko sehingga minat untuk menyentuh buku tiba-tiba kabur karena adanya objek tersebut. Sama seperti saya yang kabur begitu saja setelah menemukan buku bersampul menarik tetapi dibandrol dengan harga mencekik, hihi.^^

Menurut Yoshiko Shimbun, sebuah harian nasional Jepang terbitan Tokyo, kebiasaan membaca di Jepang diawali dari sekolah. Para guru mewajibkan siswa-siswanya untuk membaca selama 10 menit sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kebijakan ini telah berlangsung selama 30 tahun. Para ahli pendidikan Jepang mengakui bahwa pola kebiasaan yang diterapkan ini terlalu bersifat behavioristik, di mana terdapat reward (penghargaan) dan punishment (hukuman) dalam pelaksanaan aturan tersebut. Namun pembiasaan yang dilakukan dari tingkat sekolah dasar dinilai cukup efektif  karena dilakukan pada anak-anak sejak usia dini. Menurut data dari Bunkanews, jumlah toko buku di Jepang adalah sama dengan jumlah toko buku di Amerika Serikat. Amerika Serikat adalah dua puluh enam kali lebih luas dan berpenduduk dua kali lebih banyak daripada Jepang. Lalu bagaimana dengan di Indonesia? Sepertinya masih misteri, hohoho.^^

Uniknya lagi, terdapat acara Toko Buku Sekiguchi di televisi Jepang. Acara ini sangat membantu bagi penggemar buku yang sibuk dan tak sempat berlama-lama di toko buku. Penonton bisa melihat referensi yang divisualisasikan dalam layar televisi dan memesan lewat internet atau telepon jika tertarik untuk membeli. Mirip sebuah “televisi shopping”, tetapi yang dipromosikan adalah buku.

Kabar terbaru dilansir dari koran HaloJepang! yang biasa saya dapatkan dari perpustakaan jurusan Bahasa dan Sastra Asing di Unnes, belum lama ini di Tokyo hadir hostel dengan konsep book and bed. Di hostel ini, pengunjung bisa bermalam dengan melahap beragam buku sebelum akhirnya terlelap dalam suatu kompartemen kecil, mirip hotel kapsul yang dikelilingi rak-rak buku. Kompartemen untuk tidurnya sendiri memang tidak isyimewa atau super nyaman. Kamar mandinya harus digunakan bergantian. Memang bukan kenyamanan yang menjadi “jualan utama” hotel ini, melainkan kesempatan membaca sepuasnya hingga terlelap. Di sana sekitar 1.700 buku tersedia dalam bahasa Inggris dan Jepang. Adapun fasilitas WiFi untuk memenuhi keinginan mereka yang lebih suka membaca melalui gadget dan bukan dari buku tradisional.

Artinya, bahkan negara dengan minat dan kebiasaan membaca tertanam kuat seperti Jepang juga masih perlu untuk terus menerus tampil inovatif agar gaya hidup positif ini tidak memudar.

Dengan demikian, mengharapkan serta menjadikan buku sebagai bagian dari keseharian warga Indonesia adalah proses yang juga mesti ditunjang pemikiran kreatif dan inovatif semua pemangku kepentingan. Karena jika tidak segera diterapkan, Indonesia akan mengalami guncangan besar akibat generasi bangsanya lebih suka bermalas-malasan dengan tayangan tak berbobot yang rusak dan merusak tersebut.

Menurut saya pribadi yang suka membaca buku, boleh saja menikmati tayang televisi tetapi harus diporsi dengan baik karena tugas sekolah maupun kuliah tertuang dalam bentuk cetak yang harus dibaca dan dipahami perlahan yang tidak semudah memahami alur cerita di televisi. Budaya membaca diawali dengan materi yang ringan dan menyenangkan seperti komik atau buku cerita anak. Nah, berhubung saya menyukai novel fantasi seperti Harry Potter, karena saya menyukainya maka membaca sekitar 200 halaman per haripun tidak menjadi masalah jika kita tak menganggapnya sebagai hal yang berat. Barulah konten buku ditingkatkan sedikit demi sedikit, sewaktu itu saya memilih novel “Pasangan Detektif” oleh Agatha Christie yang rampung dalam dua atau tiga hari di sela-sela perjalanan pergi maupun pulang ke rumah ketika masih menginjak bangku SMA. Saat kuliah saya lebih sering membaca koran dengan konten politik yang tentu lebih berat diselingi rubrik budaya dan sastra untuk merefresh pikiran. semua itu demi mendapatkan pelbagai pengetahuan yang beragam. Selain itu media di dunia maya seperti blog dan wattpad pun mendapatkan perhatian yang tak kalah ramai dari khalayak umum sehingga membaca dan membuat cerita menjadi kegiatan yang menyenangkan sekaligus untuk membuat pertemanan dengan berbagai orang di dunia yang sama bahkan bisa dijadikan sarana bertukar pikiran dengan penulis favorit kita di sana. Mudah bukan?^^

Bagaimana? Apakah minasan juga setuju?

Semoga bermanfaat. :D

Sumber:
Koran HaloJepang! Edisi Desember 2015/III

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More