Bandung
Mawardi salah seorang sastrawan asal kota Solo, dalam acara Penlatihan
Jurnalistik Dasar (PJD) di Unnes pernah mengatakan, menulis adalah kemauan. “Jika
kau tidak mau menulis ya sudah jangan menulis,” cetusnya.
Acara
tentang kejurnalistikan ini menjadi menarik dengan adanya tema kepenulisan yang
disuguhkan dengan Tanya jawab. Beberapa teman-teman peserta PJD mengajukan
pertanyaan seputar. Bagaimana agar bisa mahir
menulis? Bagaimana agar bisa membuat tulisan yang menari? Dan Bagaimana agar
bisa produktif menulis? Dan juga ada salah seorang peserta yang bertanya,
bagaimana cara menghilangkan bad mood
atau malas ketika akan menulis?
Bandung
Mawardi pendiri Pawon Sastra ini pun menjawab dengan gaya khasnya yang santai
namun mengena ketika bertutur kata. “Kalau sedang bad mood ya jangan menulis,
menulis butuh kemauan. Kalau sedang tidak mau menulis ya sudah jangan menulis.
Itu saja!”
Menulis
bukan sekedar keinginan menulis. Menulis itu menulis. Menulis bukan urusan
menata kata. Orang memerlukan untuk menempuhi jalan menulis dengan segala milik
diri. Kemanjaan dan minimalitas diri justru membuat petaka. Menulis adalah
keterlibatan mencekam dan melegakan dari proses keringat kata, geliat
imajinasi, sekarat tubuh dan lenguh iman. Kerja menulis mirip ibadah dan
keterlenaan ruang dan waktu.
Menulis
bukan urusan tampil diri sebagai bacaan. Menulis itu membaca. Modal membaca tak
bisa ditangguhkan atau diabaikan sebagai sekadar instrument. Membaca mesti jadi
jelmaan iman karena member i terang. Urusan membaca adalah urusan melibatkan diri
untuk merasai hadir dalam jagat kata dan resah memamah pernak-pernik makna dari
segala penjuru.
Menulis
bukan urusan menanti. Menulis itu tindakan melawan kutukan malas dan lupa.
Intensitas mengurusi kata bakal membukaan lorong-lorong gelap untuk minta
terang. Menulis bukan urusan mencari dan menemukan.
Tulisan
memiliki jalan untuk menghuni lembaran koran, jurnal, bulletin, majalah, atau
buku. Jalan ini ramai karena orang-orang merasa memiliki hak untuk sampai.
Tanda-tanda jalan tak bisa memastikan tulisan tersesat, tabrakan, mati
kehausan, atau tertidur di selokan. Tulisan bisa bergelimang dosa oleh
kutukan-kutukan atau pengabaian. Tulisan pun menuia berkah saat merasuki
manusia-manusia pilihan dalam memberi putusan dilematis.
https://arigatouminasan.wordpress.com/
https://arigatouminasan.wordpress.com/
0 comments:
Post a Comment