wheeldesign.blogspot |
Baiklah, uraian di atas barulah intermezo saja. Saya sebagai penulis kecil-kecilan telah menganggap deadline sebagai warna indah di dalam hidup saya. Bayangkan jika tidak ada deadline dalam suatu event maka apa yang akan terjadi? Kebanyakan orang pasti akan malas, malas, dan malas serta menunggu untuk mengumpulkan naskahnya yang mungkin sampai akhir dunia nanti. Namun berbeda dengan orang yang rutin mengagendakan kegiatannya serta memikirkan rencana cadangan apabila kegiatan yang telah terjadwal itu terpaksa ditunda atau diganti waktu pelaksanaannya.
Hal ini sering saya temui ketika saya tengah menggarap naskah dan merasa bosan, di situlah kadang saya berselancar di internet dan menilik update peserta di event tersebut. Tidak tanggung-tanggung, baru sekitar tiga hari seusai event itu diumumkan, sudah ada orang yang mengirim naskahnya dan nangkring di urutan pertama update peserta. Bagaimana bisa ya?
Sebenarnya mudah. Waktu luang itu selalu ada untuk kita hanya tinggal kita saja yang menyadarinya atau tidak. Tergantung pemikiran orang tersebut pula yang menentukan bagaimana tingkah lakunya. Laiknya orang Jepang yang disiplin waktu, mereka selalu mencatat setiap agenda yang akan dilakukan di buku catatan kecil yang sering disebut techou sehingga mudah mengingat dan mengatur jadwal kegiatannya. Dapat memilih pula agenda yang mendesak atau tidak sehingga tidak mengorbankan gagalnya agenda lain yang ingin dikerjakan melainkan hanya menunda waktunya saja, mudah bukan?
Hal ini pernah saya terapkan terhadap diri saya sendiri dan alhamdulillah berhasil, beberapa event dapat ‘tersapu’ dengan baik meski tidak semuanya jadi naskah kontributor. Beginilah tips saya:
1. Pilih event lomba yang temanya menurut Anda paling mudah dikerjakan, segera cari referensinya dan pikirkan inti ceritanya.
2. Jangan terlalu pusing menentukan judul, yang penting badan cerita disusun dengan baik lebih dahulu, setelahnya pikirkan ending cerita yang mengena dan mengandung pesan.
3. Pikirkan judul yang menarik sehingga keoptimisan naskah Anda layak jadi kontibutor cukup tinggi, memang urusan sederhana tetapi first eye catching memiliki poin cukup penting untuk menarik minat orang lain yang membacanya.
4. Poin yang cukup penting, jangan selingkuhi naskah! Jika kita mulai bosan atau writer’s block dan mulai 'nakal' pindah dari naskah ini ke naskah itu maka tidak ada satupun naskah yang akan terselesaikan karena kita sudah menghabiskan banyak waktu.
5. Segera setor naskah apabila dinilai ‘layak matang’ agar kita segera tahu seberapa besar kemampuan kita dan untuk menghindari keraguan dalam mengirim naskah.
Bagaimana? Sebenarnya langkahnya mudah namun perlu dorongan dari diri sendiri. Karena masalah itu selesai bukan karena kita meninggalkannya atau melupakannya tetapi menyelesaikannya dengan segala kemampuan yang ada.
Lewat animasinya, Jepang mengisahkan anak malas yang berubah menjadi orang yang peduli jika ia mau mengerti keadaan di sekitarnya. Judulnya Hyouka, pemeran utamanya bernama Houtarou Oreki yang memiliki motto "If I don't have to do it, I won't. If I have to do it, I'll make it quick." Atau yang di dalam bahasa Indonesia artinya “jika tidak perlu maka aku takkan melakukannya. Jika aku harus melakukannya maka akan kulakukan dengan cepat.”
So simple right?^^
Ingat, setan menipu kita dengan memanjakan di saat waktu luang kita dan mencekik di saat waktu sempit yang baru kita sadari. Gelar deadliner sejati itu bukan pujian lho, ayo ubah dirimu menjadi lebih baik! :D
ini nih mottonya oreki^^ |
0 comments:
Post a Comment